Tawa Bahagia



24 Februari 2014. Kala itu hari Senin, aku ada kuliah siang. Tapi aku malas kalau harus berangkat siang pula, panas. Jam tujuh pun aku berangkat dari rumah, kira-kira jam 07.45 aku sudah bakal sampai kampus, karena perjalanan Gemolong-Solo dengan kecepatan 60km/h kira-kira 45 menit-an. Mas Alek menjadi alasanku yang lain mengapa aku berangkat pagi.hehe Malamnya aku dan Mas Alek sudah berencana untuk bertemu di perpus pusat. Disana ada taman dan selter yang lumayan nyaman digunakan untuk ngobrol. Selain itu juga bisa wifi-an. J
Dari rumah aku membawa kotak makan, aku berniat untuk membeli nasi kuning ketika nanti berangkat. Yapp, setibanya di depan kampus ISI, aku berhenti sejenak. Disitu aku membeli nasi kuning dengan menggunakan kotak makanku. Aku cukup sering makan nasi kuning disitu, tetapi makan di tempat, tidak dibawa pergi. Hanya dengan 4.000 rupiah, kotak makanku sudah penuh terisi nasi kuning, lengkap dengan krupuk dan sendok plastiknya juga.
Sampai di perpus pusat, ternyata hidung Mas Alek belum kelihatan, dan aku musti menunggunya untuk beberapa waktu. Tak lama kemudian, dia yang kunanti pun tiba.Haha Melalui wajah tampannya, dia pamer senyum dari kejauhan. Seperti biasa, dia langsung mengeluarkan ponsel dan play musik-musik berbahasa Inggris yang sebenarnya aku tak begitu suka, karena aku tak paham lagunya.Hemmmmm
Aku dan Mas Alek ngobrol sambil wifi-an pakai laptop Mas Alek. Setelah cukup lama ngobrol, akupun mengeluarkan nasi kuning dalam kotak makanku. Ternyata waktu itu Mas Alek juga belum sarapan dari rumah. Emmmmmm,, kita berdua pun makan nasi kuning tersebut dengan menggunakan sendok secara bergantian, karena memang sendoknya hanya ada satu. Botol minumku yang tadinya penuh terisi air, begitu dipegang Mas Alek tinggal seperempat. Haha, untung aku memiliki watak seperti ular, yang tak memerlukan banyak minum ketika makan, jadi yaaaa cukuplah kalau minum hanya seperempat botol.
Sekotak nasi kuning dan sebotol air minumpun habis. Aku dan Mas Alek saling lihat-lihatan dan ketawa bareng karena berhasil menghabiskan semua berdua. Setelah makan, aku dan Mas Alek kembali ngobrol. Bercerita tentang pertama ketemu dan pertama kenal kita setahun lalu. Ketawa berasa sama-sama gila, karena peristiwa kenalannya pun cukup lucu untuk dibahas kembali. Ahh, barangkali dibuat FTV juga seru. Halaaah. Haha
Tiba-tiba aja terbesit di fikiran Mas Alek untuk ng-ON-kan camera laptopnya. Dia memfoto semua gerak-gerikku tanpa aku sadari. Bukan hanya foto, tetapi juga video. Huh dasar.Haha Aku yang baru menyadarinya pun langsung memukul manja pundak Mas Alek. Mas Alek hanya ketawa melihat tingkahku dan semua foto serta videoku. Aku meminta menghapusnya. Mas Alek ndak mau dan aku pura-pura ngambeg. :P
Ide Mas Alek emang selalu gila. Setelah berhasil mengerjaiku dengan foto-foto dan video tadi, Mas Alek pun menyampaikan usul untuk foto bersama dengan efek-efek lensa. Ketawa semakin menggila ketika melihat hasil foto bak alien dengan bentuk wajah tak beraturan. Sepertinya aku ketularan gila juga, giliran aku yang usul untuk foto bareng dengan pose yang sama. Haha berasa jadi anak kecil yang leluasa bercanda dan tertawa tanpa beban.
Pelajaran yang bisa diambil yakni bahagia tak perlu mahal dan melulu hanya karena uang, karena terkadang kebersamaan dengan disertai kepolosan tanpa adanya jaim pun bisa menjadikan tawa. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang, atau sebelum sakit gigi datang yang pasti akan menghambatmu untuk bisa tertawa riang.Hahaha

Komentar