New Helmet and Special Sticker


Kian hari hubunganku dengan Mas Alek kian dekat. Helmku rusak, hingga akupun ada niatan untuk beli helm. Aku buta daerah Solo. Hingga semester enam, aku nyaris tak pernah berkeliaran di Solo sendirian. Aku takut nyasar karena buta arah pula. Aku meminta pendapat Mas Alek mengenai toko jual helm yang recomended. Alhamdulillah, Mas Alek tahu toko penjualan helm yang istilahnya masih tangan pertama, sehingga mengenai harga dinilai cukup miring.
Rabu, 12 Februari 2014. Hari dimana aku dan Mas Alek berencana untuk membeli helm sepulang kuliah. Bajetku untuk beli helm kurang lebih 200 ribu. Aku rasa helm VOG sudah cukup bagus. Tapi Mas Alek bilang VOG dari segi nyaman dan safety-nya kurang. Mas Alek recomended INK. Ummmmmm mendengar itu, aku sudah berfikir pasti mahal. Sepertinya Mas Alek cukup tanggap dengan ekspresi wajah yang ku perlihatkan dan paham akan apa yang aku fikirkan. Mas Alek kemudian berkata “ngko nek uang.e kurang tak tambahi ya mbak” (kala itu Mas Alek masih memanggilku dengan sebutan “mbak dinda” atau kalau tidak “mbak cantik”). Mendengar Mas Alek berkata demikian, dahiku langsung berkerut sembari berkata “emmmm, boten sah Mas, ndak papa beli VOG aja”. Mas Alek masih tetap bersikukuh melarangku membeli helm VOG dan menyampaikan berbagai alasan untuk meyakinkanku agar membeli INK saja. Karena lebih nyaman dan lebih safety.
Sekitar pukul dua siang kuliahku usai. Aku sms Mas Alek untuk bersiap-siap berangkat beli helm. Aku juga bersiap-siap mengambil sepeda motor di parkiran kampus. Mas Alek langsung menemuiku di parkiran, Mas Alek mengatakan kalau sepeda motoran sendiri-sendiri nanti ribet, terlebih aku ndak berani nyepeda kencang kalau di jalan yang ramai. Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya diambil keputusan untuk menggunakan satu motor saja. Yaaaaa, first time aku bonceng Mas Alek. Jok motornya lebih tinggi bagian belakang daripada bagian depan, sehingga kalau ‘nyengklak’ terasa sakit di pinggang. Sampai setengah perjalanan, Mas Alek memintaku untuk ganti posisi duduk. Karena sudah tak tahan menahan sakit di pinggang juga, akupun meng-iyakan. Untung rok-ku cukup longgar, sehingga digunakan untuk bonceng naiknya tidak terlalu tinggi.
Muter-muter kota Solo mencari tempat penjual helm yang dulu Mas Alek pernah beli disana. Mas Alek rada lupa tepatnya tempat tersebut karena sudah lumayan lama. Setelah cukup lama, akhirnya ketemu juga. Disana banyak pilihan model helm. Dari awal aku berniat akan membeli helm yang warna black atau warna pink. Namun yang black ukuran kepalaku ternyata kosong, ada warna pink ternyata juga tinggal yang merk-nya INK. Mas Alek langsung meminta ibu penjualnya untuk mengambilkan helm tersebut. Mas Alek memakaikan helm di kepalaku untuk dicoba, dan ternyata pas. Kemudian Mas Alek juga memintaku untuk mencoba helm VOG yang tadinya aku niat untuk membelinya. Iya, benar berasa beda. INK lebih nyaman. Ngobrol-ngobrol dan tanya harga. Ibu penjualnya bilang INK pink harga 280 ribu. Hemmmm 80 ribu lebih banyak dari bajet yang aku rencanakan. Mas Alek berniat untuk membayar yang 80 ribu-nya. Aku ndak mau. Akhirnya 280 ribu aku bayar. Karena di dompet tadinya ada uang kurang lebih 350 ribuan. Okee helm baru sudah ditangan. Usai membeli helm, aku dan Mas Alek pulang menuju kampus. Sama-sama merasa lapar, mampir dulu untuk makan. Aku ndak punya tempat recomended untuk makan. Mas Alek langsung gas motor ke warung Lek Pok (begitu Mas Alek menyebutnya). Warung makan dengan lokasi yang cukup sulit ditemukan karena masuk gang. Namun suasananya begitu nyaman, tidak panas, dan Lek Pok-nya ramah.
Lek Pok mengajak Mas Alek ngobrol, karena ternyata Mas Alek dan teman-temannya cukup sering makan disana, sehingga mereka begitu akrab. Lek Pok pun menggodaku sembari mengatakan kalau aku cantik.Hehe Lek Pok juga bertanya apa aku pacarnya Mas Alek. Aku dan Mas Alek hanya menjawab dengan senyuman, karena sebenarnya juga belum pacaran waktu itu. J
Keesokan harinya Mas Alek mengajakku ke Colomadu untuk cetak stiker 100393 dengan kata “kau puisi” yang kemarin sudah didesain. Ternyata tidak bisa langsung jadi, karena banyak antrian. Bisa diambil setelah 3 hari.
Tiga hari kemudian, aku dan Mas Alek kembali ke tempat percetakan stiker untuk mengambil stiker. Stiker pun sudah jadi dan bisa diambil. Setelah ambil stiker, aku dan Mas Alek kembali ke kampus. Menuju selter tempat biasa kita berdua ngobrol. Di selter tersebut Mas Alek menempelkan salah satu stiker di helmnya. Aku ikutan deh, stikernya aku tempel juga di helmku.Hehe
Terlihat 'mampring' kalau hanya ada stiker angka tersebut. Kemudian aku tambah stiker lingkaran warna-warni dan susunan huruf "ALSANT". Yaaaaaap singkatan dari ALek SANToso :*


Komentar