A Night with You, Dear
Maret
merupakan bulan dimana kampusku merayakan Dies Natalies. Yaaa.. berbagai acara
rutin diadakan untuk merayakan Dies Natalies tersebut, salah satunya adalah
acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk di depan gedung rektorat. Kala itu
tanggal 15 Maret 2014, pagelaran wayang menampilkan lakon Cupu Manik Astagina.
Aku suka dengan lakon itu, aku ingin menyaksikannya, tapi aku tak tau nantinya
harus nebeng di kost siapa. Ahh, nasib anak lajo -,-)” Sehari sebelumnya, aku
cerita pada Mas Alek mengenai pagelaran wayang dan keinginanku tersebut, Mas
Alek pun mengatakan kalau dia akan menemaniku nonton. Cihuuuui,, seneng sih,
tapi masih mikir juga, ntar tidurnya gimana (o.0) Ide konyol yg rada masuk akal
pun terbesit di fikiranku. Aku bilang ke Mas Alek “ngko nonton ampe bubar yaa,
ampe subuh, temene kan banyak, daripada kita bingung mau tidur dimana” Mas Alek
pun meng-iyakan.
Tiba pada
hari dimana pagelaran wayang dilaksanakan. Mandi sore aku nebeng di kost temen.
Habis maghrib langsung cuss ketemu Mas Alek buat cari makan. Sudah masuk waktu
isya, kita berdua pun ke masjid pedaringan dulu untuk shalat isya. Sambil
menunggu malam cukup larut, aku dan Mas Alek muter-muter kota Solo dengan
menggunakan motor Mas Alek. Yupp, menikmati suasana malam di kota Solo bersama
untuk pertama kalinya. Di sepanjang perjalanan, kita berdua ngobrol. Entah apa
yang diobrolin, slalu aja bisa aja nyambung. Apa yang kita lihat di sepanjang
perjalanan, bisa aja jadi bahan obrolan dan bahan becandaan yang membuat
kebersamaan semakin nyaman.
Jam di
tanganku pun sudah menunjukkan pukul 21.00, pas dengan acara pagelaran wayang
dimulai, kita berdua pun bergegas tancap gas menuju kampus. Dan oohhhhh,
parkiran boulevard sudah membludag ternyata sodaraaa, sehingga motor Mas Alek
di parkir rada jauh dari tempat pagelaran. Tapi apa sih, sejauh apapun kalau
berdua juga nggak bakal kerasa kok. Halaaaah :D
Meski udah
banyak penonton yang dateng, tapi untung aku dan Mas Alek masih kebagian kursi
tempat duduk. Mungkin masih rejekinya anak sholeh dan sholeha kali yaaa.Hihihi
Next, seperti biasa, Mas Alek langsung mengeluarkan senjata. Yaaaa.... laptop
keluar dari kantong ajaib doraemon, ehh tas Mas Alek maksudnya.Hehe Kebiasaan
nyebelinnya Mas Alek kumat, Mas Alek ng-ON-in camera laptop, trus ng.chapture
semua gerak-gerik ku selama nonton pagelaran tanpa aku sadari. Sehingga semua
gambarku mulai dari ekspresi yang paling jelek sampai yang paling cantik (*upss
:D) ada di situ.Hadeuh... Nyebelinnya lagi, nggak cuma foto, video pun juga
iyaa. Ahhh, manyun aku, syebel, ngambeg, bikin gemes aja deh tingkahnya, :*
Tak lama
kemudian sekitar pukul sebelas lebih, turun hujan yang cukup deras. Aihh,
menambah syahdu saja.haha tapi semua penonton yang tadinya berada di luar tenda
langsung merapat masuk ke tenda. Jadi berasa umpeg-umpegan deh nih tempat.
Pukul 01.30
di tanggal 16 Maret 2016, Mas Alek mulai bosan dengan tontonan wayang, aku pun
merasa lapar. Kemudian kita berdua memutuskan untuk keluar mencari makan.
Bingung juga sih, muter-muter Solo tapi ndak nemu juga kedai makanan yang buka,
hik dan angkringan pun udah pada gulung tikar karena abis mungkin, atau pulang
karena ujan tadi. Saking lamanya muter-muter, tanpa sadar aku tertidur di
punggung Mas Alek. Tangan kiri Mas Alek merangkul tubuhku ke belakang, menjaga
agar aku tidak jatuh. Hal tersebut aku ketahui ketika Mas Alek berhenti sejenak
di pinggir jalan dan aku terbangun. Aku pun langsung minta maaf. Pasti repot
banget pegang gas motor, sambil tangan kiri jagain aku ke belakang, punggungnya
menahan berat bebanku juga. Hufft, maaf :O Tak ada jawaban lain selain senyum
dari Mas Alek. Karena aku sudah terbangun, kita berdua pun melanjutkan
perjalanan, berkelana mencari makan. Lagi-lagi mungkin rejekinya anak sholeh
dan anak sholeha, akhirnya di depan kampus UMS masih ada angkringan yang buka.
Disitu juga banyak orang yang sedang makan. Perutku ‘muneg’ banget kerasa
pengen muntah karena kena angin malam. Aku yang tadinya lapar, ini malah jadi
ndak doyan makan. Tapi sama Mas Alek dipaksa buat makan, karena Mas Alek tau
kalau aku punya sakit maggh. Mas Alek memintaku untuk minum yang hangat dulu,
baru makan. Okee, demi kebaikanku, aku pun nurut. Aku ndak mau makan kalau Mas
Alek juga ndak makan, Mas Alek pun gantian nurut.hehe.
Setelah
selesai makan, kita berdua pergi. Meski tak tau mau pergi kemana. Masih jam
03.00 pagi, waktu subuh masih cukup lama. Muter lagi nyari tempat buat tidur.
Mampir di SPBU Mahanan, barangkali masjidnya bisa dipakai untuk tidur. Tapi
kali ini aku dan Mas Alek kurang beruntung sodara, pintu masjidnya dikunci, so
tak bisalah untuk masuk. Muter lagi, lagi, lagi, dan lagi. Nyoba ke SPBU
Sekarpace, yaapp, mushola rada sempit tapi bisalah untuk sekedar tidur. Paling
tidak, tidur sampai adzan Subuh. Eiittss, tapi jangan mikir aneh-aneh, aku dan
Mas Alek tak mungkin tidur bersama. Kita masih punya pikiran normal dan ndak
bakal nglakuin hal kaya gitu, apalagi di mushola.
Mas Alek
menatakan tempat dengan bantal tasku dan memintaku untuk tidur. Udah nahan
ngantuk dari tadi, begitu badan nempel lantai, langsung aja mataku merem. Mas
Alek membuka jaketnya untuk selimutku, dan Mas Alek hanya mengenakan kaos
pendek. Hufft.. so thanks honey :*
Sembari aku
tidur di dalam mushola, Mas Alek nungguin motornya di luar. Mas Alek tak mau
terjadi apa-apa dengan motornya, karena Mas Alek emang sayang banget sama
motornya, sayangnya ke motor melebihi sayangnya ke aku bahkan. Ummmm....
Sekitar pukul empat pagi, ada bapak-bapak yang cukup berumur menuju mushola.
Mas Alek tak berfikir aneh-aneh, paling bapak itu mau sekedar kencing atau cuci
muka. Tapi setelah beberapa menit bapat itu tidak terlihat di tempat wudhu atau
kamar mandi, Mas Alek pun mengecek keberadaan bapak tersebut. Ternyata bapak
itu berada di dalam mushola, yaaaa berada di dekat aku tidur. Tangan dari bapak
itu sudah membuka resleting tasku, nyaris mendapatkan dompetku. Tapi ketika
aksi bapak itu ketahuan oleh Mas Alek, bapak itu langsung lari keluar nabrak
tubuh Mas Alek. Entah aku kebius atau emang kebo, aku tidur ndak ngerasa kalau
bapak itu hampir mencopetku. Karena tak ingin terjadi apa-apa padaku untuk yang
kedua kalinya, Mas Alek duduk di samping aku tidur, sambil main-main laptop.
Mas Alek juga ng.foto aku dalam posisi tidur berselimut jaket tebalnya. Hal itu
semua kuketahui setelah aku bangun dan Mas Alek menceritakan semua. Aku
bener-bener bersyukur. Allah masih menyelamatkanku dari pencopet itu. Di
dompetku ada beberapa lembar uang yang cukup banyak, ada ATM, KTP, STNK, SIM,
dan surat-surat penting lainnya juga. Hufft Alhamdulillah
Sudah
terdengar adzan Subuh dari masjid kampung sebelah, Mas Alek pun membangunkanku.
Mas Alek memintaku untuk cuci muka dan wudhu kemudian shalat Subuh berjama’ah.
Usai shalat, kita berdua ngobrol sambil menunggu hari cukup terang. Mas Alek
juga menunjukkan hasil jepretannya ketika aku tidur. Aku hanya mampu tersenyum,
Mas Alek pun membalas senyum. J
Pukul 05.30
aku dan Mas Alek keluar dari mushola, kita berdua mencari sarapan pagi. Bubur
ayam menjadi alternatif terbaik waktu itu. Yaaaaa, bubur ayam belakang kampus.
Setelah sarapan, aku dan Mas Alek memutuskan untuk pulang ke rumah
masing-masing. Aku pun pamit, lagi-lagi terasa berat berpisah. Selalu tak lupa
Mas Alek mengucapkan “hati-hati sayang (sambil senyum)” :* Mas Alek tidak
langsung pulang ke rumah, tetapi mampir dulu di kost Mas Edi (teman kuliahnya)
untuk nebeng tidur. So thanks for all, my God and my love :*
Komentar
Posting Komentar