Takdir-Nya Selalu Indah


Aku bukan tipe orang yang terbiasa menganggap apapun yang terjadi adalah suatu kebetulan atau keberuntungan. Aku yakin, semua yang terjadi karena takdir dan rencana Tuhan. Begitu pula dengan kisah cintaku dengan Mas Alek.
Setelah peristiwa Mas Alek melukis wajahku dan memberikan lukisan itu padaku, aku sudah tak pernah berkomunikasi lagi dengan Mas Alek. Aku menjalani hari dengan John seperti halnya ketika belum kenal Mas Alek. Aku dan John nyaris tak pernah bertengkar selama 2tahun bersama. Aku cukup egois dan manja, namun John selalu bisa mengalah dan menerima. John pun juga sering bersikap ‘ndak mudengan’ kalau menurutku, itu yang sering membuatku jengkel.
Hingga pada akhirnya sekitar bulan Desember 2013 aku dan John setiap hari bertengkar. Hanya karena hal-hal kecil dan begitu sepele. Mungkin John sudah tak kuat memendam rasa sabarnya menghadapi sikapku. Beberapa minggu kemudian, suasana mulai membaik. Tetapi awal bulan Januari di tahun 2014 dia malah mengirim sms yang intinya ingin mengakhiri hubungan. Syok dan begitu kaget kala itu, aku tak membalas smsnya sama sekali. Aku kecewa karena merasa dia memutuskan hubungan secara sepihak. Sedih iya, tapi tak terlalu. Entah kenapa, dengan berakhirnya hubunganku dengan John justru hatiku bisa merasa begitu lega.
Di bulan Januari itu aku masih magang editor di PT Putra Nugraha Sentosa, sehingga tak banyak teman-temanku yang tahu kalau hubunganku dengan John sudah berakhir. Aku menjalani hari seperti biasa, menganggap bahwa tak pernah terjadi apa-apa. Aku slalu berusaha profesional dalam hal apapun, termasuk dalam aku melaksanakan tugas magangku. Aku tak mungkin mengesampingkan tugas magangku hanya karena perasaanku yang cukup kacau akibat masalah yang aku alami.
Ng-jomblo. No problem, why not. Dunia belum berakhir hanya karena status berubah menjadi seorang ‘jomblo’.
Tak ku sangka juga, di awal bulan Februari 2014, (Yaaa, lagi-lagi bulan Februari) tiba-tiba di layar hp-ku ada notif 1 message received dari nomor pengguna provider Axiz. Melihat nomor itu pun aku langsung keinget sama Mas Alek, meskipun nomor Axiz yang digunakan sekarang berbeda dengan nomor yang ia gunakan dulu. Karena penasaran, aku pun membuka sms itu. Dan ternyata benar, itu sms dari Mas Alek. Sms yang isinya sekedar menyapa say hello dan memberi tahu kalau nomornya ganti yang itu. Lumayan kaget juga, setelah satu tahun lamanya tak saling berkomunikasi, tiba-tiba aja dia muncul lagi. Ibarat kata jaelangkung, datang tanpa dijemput.Haha Aku membalas smsnya, hingga sms-an pun berlanjut sampai hari-hari berikutnya.
Ketika sms, Mas Alek-pun sempat meminta maaf bukan bermaksud menggangguku dan membuat pacarku cemburu. Aku pun menceritakan keadaan yang sebenarnya bahwa John sudah mutusin aku. Mendengar ceritaku, mungkin Mas Alek menganggap kalau itu kabar yang begitu menggembirakan baginya seorang pemuja rahasia. Haha Karena itu berarti, dia memiliki kesempatan untuk bisa lebih dekat denganku.
Hingga suatu ketika, Mas Alek mengajakku makan siang bareng. Tapi aku masih magang, jadi ndak bisa memenuhi ajakannya. Dan sekali waktu aku harus mengurus KRS (Kartu Rencana Studi) ke kampus, aku ijin sehari di tempat magangku. Aku pun sms Mas Alek bahwa hari itu aku akan ke kampus mengurus KRS, setelah KRS rampung, may be bisa makan siang bareng. Melihat smsku itu, Mas Alek mungkin merasa begitu bahagia, hal tersebut ku ketahui dari balasannya yang seakan salah tingkah dan dipenuhi dengan emot-emot tawa.
Sembari aku mengurus KRS-ku di kantor dosen, Mas Alek menungguku di belakang Gedung E FKIP sambil melihatku di balik jendela kaca. Aku pun melempar senyum kecil padanya. Setelah aku keluar dari kantor dosen, Mas Alek langsung menghampiriku untuk konfirmasi akan ajakanku tentang makan siang bareng hari ini. Mas Alek terlihat seperti anak kecil, begitu lucu saat salah tingkah berada di depanku.
Teman-teman di sekitarku yang melihatku bersama Mas Alek berfikir kalau yang mengakhiri hubungan antara aku dan John adalah aku. Mereka mengira kalau aku mutusin John karena Mas Alek. Aku cuek aja, mereka tak tau apa-apa. Tak peduli apa kata dan anggapan mereka. Aku yakin, apa yang sebenarnya terjadi akan mereka ketahui suatu hari nanti.
Karena adzan dhuhur sudah berkumandang, akupun mengajak Mas Alek untuk shalat terlebih dahulu di masjid kampus. Mas Alek meng-iyakan dengan senang. Usai shalat, seperti biasa, Mas Alek menungguku keluar. Kita berdua langsung menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor masing-masing. Tanpa berfikir panjang menentukan tempat makan, Mas Alek langsung mengajakku makan di ayam bakar depan Taman Jurug. Mas Alek mengatakan kalau disana enak, dan dia akan mentraktirku. Okee, aku pun setuju, karena aku juga belum pernah mencoba makan disana.
Tak lebih dari sepuluh menit, kita berdua sampai di tempat makan ayam bakar depan Jurug. Sepeda motor Absolud Revoku diparkir bersebelahan dengan sepeda motor Jupiter Z milik Mas Alek oleh pak parkir.
Menunggu ayam bakar tiba pun kita berdua saling ngobrol. Di sela-sela obrolan, tiba-tiba Mas Alek curi-curi kesempatan untuk memfoto aku dengan ponselnya. Aku yang melihatnya pun hanya bisa senyum. Entah kesambet apa, tiba-tiba lidahku mengatakan “foto berdua wae”. Alaaammmaaaakkk... Mas Alekpun kembali salah tingkah, dia terlihat begitu gembira, dan langsung pindah duduk di sebelahku untuk foto bersama.
Jam di tangan menunjukkan pukul dua siang, tiba-tiba hujan begitu deras. Seakan Tuhan ingin menahanku bersama dengan Mas Alek disana.Hehe Sambil menunggu hujan reda, Mas Alek menunjukkan desain-desain stikernya yang ada di laptop. Hingga terbesit ide untuk buatin aku stiker juga. Akhirnya beneran dibuatin desain stiker akunya. Stiker 100393 dengan diimbuhi kata “kau puisi”. 100393 menunjukkan tanggal bulan dan tahun aku lahir, sedangkan “kau puisi” adalah judul lagunya Bondan ft Fade Two Black, yang kata Mas Alek liriknya bagus, lirik yang ditujukan Mas Alek buat aku.Hehe
Pukul setengah lima sore masih gerimis, karena berhubung sudah cukup sore kita berdua memutuskan untuk nekat. Aku mendahului Mas Alek menuju kasir. Berdua rebutan untuk bayar. Mas penjaga kasir dan pak parkir yang melihatnya pun tertawa. Mas Alek ngalah, so aku yang menang. Aku yang berhasil bayar. Haha Mas Alek terlihat begitu berat melepasku untuk pulang. Ummmmmm (^,^)~
So, inti yang bisa diambil. Stay calm, jangan suka menuntut Tuhan untuk menuruti apa yang kita mau. Cukup jalani dan nikmati takdir dari-Nya. Tuhan sudah merencanakan takdir yang begitu indah tanpa kita tahu. Jangan lupa selalu bersyukur. 

Komentar