Be Mine


Semenjak awal aku kenal dengan Mas Alek, aku sudah memiliki sedikit gambaran mengenai hidup dan keluarga Mas Alek. Ujian yang begitu berat bagi Mas Alek, mungkin saja kalau aku yang berada di posisi Mas Alek, belum tentu aku mampu melaluinya.
Tak cukup sampai disitu, setelah semakin lama aku dekat dengan Mas Alek, semakin paham pula aku tentang masalah rumit yang tengah ia hadapi. 03 Maret 2014, kala itu sudah cukup sore, Mas Alek menceritakan semua. Mas Alek bercerita dengan penuh emosi, hingga pada akhirnya batinnya tak kuat, nyaris air mata keluar dari pelupuk matanya. Aku yang mendengarkan cerita Mas Alek hanya bisa diam, speechless, dan menangis. Mengetahui beban berat di hidupnya, dan mengetahui perjuangannya yang begitu luar biasa membuatku semakin kagum terhadapnya. Aku benar-benar bersyukur masih memiliki keluarga yang utuh, sempurna, dan menyayangiku setulus jiwa.
Melihatku menangis, Mas Alek berusaha tersenyum, berharap agar aku segera mengakhiri tangis. Mas Alek tak ingin melihatku menangis. Dan semenjak itu, aku bertekat tak akan pernah memperlihatkan air mata kesedihan di depan Mas Alek. Kalaupun air mataku menetes di depannya, itu adalah air mata bahagia. J
Entah mengapa, setelah mengetahui semua yang terjadi dan semua masalah yang Mas Alek hadapi, tak menyurutkan niatku untuk tetap bersama Mas Alek. Justru sebaliknya, semakin menguatkan langkahku untuk selalu mendampinginya, berada di sampingnya. Aku akan selalu berusaha menjadi teman hati terbaiknya, menjadi tumpuan di setiap masalahnya, menjadi periang di atas segala kesedihannya. Dalam keadaan apapun, aku akan berusaha ada. Terlebih aku yakin, karena ini memang takdir dari-Nya. Aku percaya, Allah mempertemukanku dengan Mas Alek karena Dia percaya aku mampu mendampinginya.
Aku yang dahulunya cukup egois dan manja, setelah dengan Mas Alek sifatku bisa berubah 180°. Aku selalu mengutamakan Mas Alek daripada diriku sendiri, baik itu dari segi materi, waktu, dan apapun. Aku yang tadinya suka ceroboh kini selalu berfikir panjang setiap kali akan berbuat, berfikir berulang kali juga setiap kali akan berkata. Begitu menjaga perasaan Mas Alek, berusaha jangan sampai menyinggung apalagi melukai hatinya. Mas Alek telah mengajarkanku banyak pengalaman berharga. Hal tersebut yang membuka mata hatiku akan indahnya hidup dan segala nikmat-Nya.
Mas Alek menceritakan semua karena tak ingin mengawali segala hal dengan masih menyimpan rahasia. Mas Alek ingin aku tahu sebelum aku memberi keputusan. Mas Alek ingin aku menerima dia apa adanya. Mas Alek ingin aku menjadi teman hatinya, penguatnya, penghiburnya, tempatnya bercerita, pengingatnya, serta pembimbingnya.
Akupun juga mengatakan, bahwa aku bukan manusia sempurna. Setiap manusia memiliki kekurangan. Dengan bersama, maka kita akan mampu menutup kekurang-kekurangan tersebut. Aku juga masih perlu banyak belajar. Aku pun meminta Mas Alek untuk mau membimbing, mengarahkan, serta mengingatkan ketika aku salah.
Awesome, semua begitu melegakan. Mulai hari itu pula aku dan Mas Alek berkomitmen untuk selalu bersama menghadapi segala yang akan terjadi. Kita berdua tahu, bahwa apa yang telah terjadi belumlah apa-apa. Akan masih banyak kerikil-kerikil tajam yang nantinya harus kita hadapi. Allah, iyaa Allah. Dia yang mempertemukan, maka Dia pula yang akan menjaga. Kita berdua selalu yakin bahwa Dia yang akan selalu mengiring langkah kita berdua. Aku dan Mas Alek hanya mampu sebatas berusaha, menguatkan genggaman tangan kita, hingga dalam keadaan apapun, masalah sebesar apapun, insyaAllah kita akan mampu menghadapi, kita akan mampu menyelesaikan bersama, dan tentu saja dengan ridha Allah pula.
Salah satu prinsip kita yakni jangan sampai dua dari kita sama-sama emosi. Ketika satu sedang menjadi api, maka satu yang lainnya harus mampu menjadi air yang mendinginkan, dan mampu meredam. Tak lupa juga selalu jaga komunikasi, membicarakan segala hal tanpa ada yang disembunyikan. Hal itu yang selalu kita ingat.
So, apa yang bisa kita ambil? Jangan pernah mengawali sesuatu dengan kebohongan. Selalu yakin akan takdir yang digariskan Tuhan. Dan jangan pernah lupa, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Don’t afraid!



Komentar