Laporan KKL
LAPORAN KEGIATAN
KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
SURABAYA – BALI
01 – 06 SEPTEMBER 2013
OLEH
:
WAHYU SULISTIYANINGSIH
K4211065
B
Laporan
Ini Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Perkuliahan
dan
Kelulusan Mata Kuliah Kuliah Kerja
Lapangan (KKL)
yang
Diampu Oleh Budi Waluyo, S.S.,M.Pd.
Semester
V Prodi
Pendidikan Bahasa Jawa
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang mana atas limpahan rahmat, nikmat,
berkah, serta karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan baik dan lancar.
Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) penulis susun guna
memenuhi syarat perkuliahan dan kelulusan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) yang diampu oleh Budi Waluyo, S.S.,M.Pd.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan selalu
memotivasi serta memberi semangat pada penulis untuk menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini pasti masih sangat jauh dari yang namanya
kesempurnaan, dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dalam laporan atau tulisan ini.
Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan, sehingga tulisan ini akan menjadi lebih baik nantinya. Penulis
berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Gemolong, 24 September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN KKL........................................................ 4
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .......................................................... 4
B. Deskripsi Kegiatan .............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN KKL.................................. 8
A. Majalah Panjebar Semangat Surabaya ................................................. 8
B. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) .................................................. 10
C. Bali TV................................................................................................. 13
D. Universitas Negeri Udayana (Unud).................................................... 14
E. Tanah Lot, Tanjung Benoa, dan Pulau Penyu ..................................... 17
F. Pantai Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul ............. 19
G. Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya............... 21
H. Krisna, Cening Bagus, dan Joger ........................................................ 23
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 25
A. Simpulan............................................................................................... 25
B. Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 27
LAMPIRAN.................................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pemberian
kuliah bagi para mahasiswa tidak hanya dalam bentuk materi semata dan dalam
lingkup kampus, tetapi juga perlu adanya kegiatan yang mengajak para mahasiswa
terjun langsung dalam segala bidang yang sesuai dengan disiplin studi yang
tengah ditempuh. Selain sebagai upaya peningkatan kompetensi mahasiswa,
kegiatan tersebut juga sebagai kegiatan untuk merefreshkan fikiran, sehingga mahasiswa tidak merasa sepaneng dalam mengikuti kegiatan
perkuliahan. Maka dari itu, universitas mengeluarkan kebijakan mengenai
kegiatan tersebut untuk dilaksanakan oleh setiap program studi. Kegiatan
tersebut sering disebut dengan istilah Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) merupakan kuliah langsung praktik di lapangan yang sesuai
dengan keahlian bidang ilmu yang dituntut. (KBBI: 2013 dalam web
http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi). Mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di
Program Studi Bahasa Jawa FKIP UNS dilaksanakan pada semester tingkat lima
dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) sebanyak dua SKS. Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi karena
setelah dilaksanakannya kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), mahasiswa
dituntut untuk menyusun laporan hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Tujuan
Surabaya – Bali dipilih oleh program studi pendidikan bahasa Jawa dengan
pertimbangan karena di kedua tempat tersebut banyak objek sasaran yang
sekiranya memang cocok dengan program studi maupun keahlian khusus. Majalah
Panjebar Semangat sesuai dengan mata kuliah penyuntingan dan jurnalistik,
kemudian Bali TV sesuai dengan mata kuliah penyiaran dan jurnalistik. Kemudian
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Universitas Negeri Udayana (Unud)
merupakan universitas yang dijadikan studi banding mengenai jurusan. Keduanya
memiliki jurusan yang berkaitan dengan bahasa Jawa.
Kegiatan diadakannya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) memiliki
tujuan antara lain: 1. Untuk memberikan pengalaman langsung pada mahasiswa mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan jurusan atau program studi. 2. Untuk menguji
serta menggali kemampuan mahasiswa dalam memperoleh informasi yang bermanfaat
sebanyak-banyaknya. 3. Untuk studi banding mengenai bahasa Jawa antar
universitas. 4. Untuk menjalin hubungan kerjasama antar jurusan atau program
studi yang serumpun. 5. Untuk memperluas wawasan terkait dengan pengembangan
profesi atau keahlian yang memungkinkan mahasiswa menentukan pilihan profesi
kerja. dan 6. Untuk memperkaya khasanah
keilmuan dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat diambil pokok permasalahan
yakni dengan rumusan sebagai berikut:
1.
Bagaimana rangkaian
kegiatan di Majalah Panjebar Semangat Surabaya?
2.
Bagaimana rangkaian
kegiatan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)?
3.
Bagaimana rangkaian
kegiatan di Bali TV?
4.
Bagaimana rangkaian
kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)?
5.
Bagaimana wisata di
Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu?
6.
Bagaimana wisata di
Pantai Dreamland, Pantai Kuta dan Puncak Indah Bedugul?
7.
Bagaimana kegiatan
di Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya?
8.
Bagaimana aktivitas
belanja di Krisna, Cening Bagus, dan Joger?
C. Tujuan
Penulisan
Penulisan laporan
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini memiliki tujuan, antara lain:
1.
Menjelaskan
rangkaian kegiatan di Majalah Panjebar Semangat Surabaya
2.
Menjelaskan
rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
3.
Menjelaskan
rangkaian kegiatan di Bali TV
4.
Menjelaskan
rangkaian kegiatan di Universitas Negeri Udayana (Unud)
5.
Menjelaskan wisata
di Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu
6.
Menjelaskan wisata
di Pantai Dreamland, Pantai Kuta dan Puncak Indah Bedugul
7.
Menjelaskan
kegiatan di Puja Mandala, Bajra Sandhi, dan Tari Barong Sila Budhaya
8.
Menjelaskan
aktivitas belanja di Krisna, Cening Bagus, dan Joger
BAB II
DESKRIPSI
KEGIATAN KKL
A.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2011 FKIP
UNS dilaksanakan pada hari Minggu hingga Jum’at tanggal 01 sampai 06 September
2013. Kunjungan Kuliah Kerja Lapangan Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa
adalah Surabaya dan Bali. Adapun rincian tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL), yaitu:
NO
|
HARI
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
1
|
Minggu, 01
September 2013
|
23.00 WIB
|
Seluruh peserta KKL berkumpul di gerbang belakang
kampus UNS
|
2
|
23.50 WIB
|
Panitia membagikan pin dan block note dari biro Kalila, dilanjutkan doa bersama
|
|
3
|
00.03 WIB
|
Berangkat dari kampus Universitas Sebelas Maret
Surakarta
|
|
4
|
Senin, 02
September 2013
|
04.36 WIB
|
Shalat subuh di Jombang, kemudian menuju Masjid Agung
Al-Akbar Surabaya
|
5
|
07.01 WIB
|
Mandi atau bersih diri dan sarapan box di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya
|
|
6
|
09.30 WIB
|
Kunjungan di majalah Panjebar Semangat Surabaya
|
|
7
|
12.51 WIB
|
Makan siang box
di Pendapa Agung Pasarean Mahaputra Dr. Soetomo. Kemudian melanjutkan
perjalanan menuju kunjungan kedua di Kota Surabaya, yakni Unesa.
|
|
8
|
13.30 WIB
|
Kunjungan di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
|
|
9
|
19.15 WIB
|
Makan malam di Rumah makan Tongas. Kemudian menuju
Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
|
|
10
|
Selasa, 03 September
2013
|
00.48 WIB
|
Tiba di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi
|
11
|
01.45 WIB
|
Berangkat menyeberang selat Bali. Penyeberangan kurang
lebih selama satu jam.
|
|
12
|
02.45 WIB
|
Tiba di pelabuhan Gilimanuk
|
|
13
|
04.15 WIB
|
Shalat subuh di Masjid Jami’ Nurul Taqwa
|
|
14
|
07.02 WIB
|
Sarapan atau makan pagi prasmanan di Agung Bali
Oleh-oleh Khas Bali
|
|
15
|
07.30 WIB
|
Di Tanah Lot. Kemudian ke Tanjung Benoa.
|
|
16
|
11.25 WIB
|
Di Tanjung Benoa dan makan siang
|
|
17
|
11.45 WIB
|
Di Pulau penyu
|
|
18
|
14.36 WIB
|
Shalat di Puja Mandala
|
|
19
|
15.40 WIB
|
Di Dreamland
|
|
20
|
18.20 WIB
|
Krisna oleh-oleh khas Bali
|
|
21
|
19.50 WIB
|
Check in hotel
|
|
22
|
Rabu, 04
September 2013
|
07.45 WIB
|
Kunjungan Bali TV
|
23
|
09.52 WIB
|
Kunjungan di Universitas Negeri Udayana (Unud)
|
|
24
|
13.37 WIB
|
Di monumen pergerakan rakyat Bali Bajra Sandhi
|
|
25
|
15.25 WIB
|
Tiba di parkir bus untuk shalat
|
|
26
|
16.05 WIB
|
Di pantai Kuta
|
|
27
|
17.50 WIB
|
Melihat dan membeli pernak-pernik oleh-oleh, makan
malam dan organ tunggal di rumah makan Yamuna
|
|
28
|
20.08 WIB
|
Kembali di hotel
|
|
29
|
Kamis, 05 September 2013
|
06.55 WIB
|
Sarapan pagi di hotel
|
30
|
07.30 WIB
|
Check out hotel
|
|
31
|
08.15 WIB
|
Di Tari Barong Sila Budhaya
|
|
32
|
09.25 WIB
|
Di Cening Bagus oleh-oleh khas Bali
|
|
33
|
11.30 WIB
|
Di Joger
|
|
34
|
13.40 WIB
|
Makan siang di RM SARAS
|
|
35
|
14.20 WIB
|
Di Puncak Indah Bedugul
|
|
36
|
19.13 WIB
|
Di Pelabuhan Gilimanuk
|
|
37
|
20.10 WIB
|
Di Pelabuhan Ketapang
|
|
38
|
20.17 WIB
|
Shalat dan makan malam di Warung Nelayan Blambangan
|
|
39
|
21.57 WIB
|
Perjalanan pulang
|
|
40
|
Jum’at, 06
September 2013
|
05.00 WIB
|
Shalat subuh di Masjid Agung Al-Jali
|
41
|
09.30 WIB
|
Sampai di kampus UNS
|
B.
Deskripsi Kegiatan
Kuliah
Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2011 FKIP
UNS diikuti oleh 71 mahasiswa dengan komposisi 15 mahasiswa dan 56 mahasiswi,
serta lima dosen yakni tiga dosen perempuan dan dua dosen laki-laki. KKL
menggunakan jasa biro Kalila Tour & Travel, dengan dua Tour Leader (TL).
Transportasi yang digunakan adalah Subur Jaya, bus yang berwarna hitam putih
sebanyak dua buah.
Bus
Subur Jaya bernomor polisi K 1700 EW dan K 1700 FW dalam kondisi baik, namun
bus K 1700 FW, yang kebetulan penulis tumpangi, dalam keadaan sedikit cacat
yakni kaca depan terdapat retakan sebesar bola cakram. Penulis melakukan
sedikit tanya jawab dengan sopir mengenai retakan tersebut, ternyata retakan
tersebut diakibatkan oleh ulah remaja yang tidak bertanggung jawab, yang
melempar batu ke arah bus ketika melaksanakan tour sebelum dengan Pendidikan
Bahasa Jawa FKIP UNS. Belum sempat diganti karena memang rentang waktu tour
sebelumnya dengan KKL Pendidikan Bahasa Jawa berdekatan. Retakan tersebut untuk
sementara dilem menggunakan perekat kaca.
Rombongan
KKL berkumpul di gerbang belakang UNS pada hari Minggu, 01 September 2013 pukul
23.00 WIB. Setelah seluruh peserta dirasa lengkap, panitia membagikan pin dan block note dari biro Kalila kepada
seluruh mahasiswa. Pada pukul 23.50 dilakukan doa bersama dengan tujuan agar
selamat dan tidak terjadi kendala di sepanjang perjalanan. Doa bersama dipimpin
oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa, Dra. Raheni Suhita, M. Hum.
Rombongan
berangkat pada pukul 00.03 WIB, menuju Surabaya. Pukul 09.30 WIB. Kemudian pukul
13.30 WIB, rombongan melakukan kunjungan kedua di kota Surabaya, yakni
Universitas Negeri Surabaya, jurusan Pendidikan Bahasa Jawa di Kampus Lidah
Wetan.
Memasuki
hari ketiga yakni Selasa tanggal 03 September 2013, rombongan KKL mulai
memasuki kawasan Pulau Dewata, dengan menyusuri selat Bali yang menghubungkan
Pulau Jawa dan Pulau Bali dengan waktu kurang lebih 1 jam. Hari pertama di
Bali, peserta KKL melakukan kegiatan-kegiatan wisata di Tanah Lot, Tanjung
Benoa, Dreamland, berbelanja di
Krisna, dan check in hotel.
Kemudian
hari kedua di Pulau Seribu Pura, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa mulai melakukan
kunjungan di Bali TV dan Universitas Negeri Udayana (Unud). Setelah kunjungan
selesai, dilanjutkan dengan kegiatan wisata di Bajra Sandhi dan Pantai Kuta.
Kembali kehotel untuk istirahat dan check
out pada waktu paginya.
Hari
terakhir di Bali, para mahasiswa menyaksikan salah satu budaya Bali, yakni
tarian khas Pulau Bali - tari Barong - di Sila Budhaya. Dilanjutkan berbelanja
oleh-oleh khas Bali di Cening Bagus dan Joger. Kemudian menikmati danau indah
di Bedugul. Pukul 19.13 WIB, rombongan mulai meninggalkan Pulau Dewata.
BAB III
PEMBAHASAN
HASIL KEGIATAN KKL
A.
Majalah Panjebar Semangat Surabaya
Kegiatan
kunjungan para mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa di majalah Panjebar
Semangat diawali dengan acara sarasehan di sebuah aula. Acara dibuka oleh Bp
Wiyotoharjo. Bp Wiyotoharjo memaparkan bahwa kunjungan tersebut bertepatan
dengan hari ulang tahun majalah Panjebar Semangat (PS) yang ke-80. Majalah PS
berdiri pada tahun 1933 oleh Dr. Soetomo, yakni seorang pahlawan nasional
pendiri sekolah Budi Utomo.
Dilanjutkan
dengan sambutan pimpinan perusahaan yakni Arkandi Sari, beliau menyampaikan
ucapan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan para mahasiswa Pendidikan
Bahasa Jawa UNS Surakarta. Ibu Andi juga menyampaikan bahwa majalah PS survive hingga saat ini, maksudnya
adalah majalah PS tidak bergantung pada bantuan pemerintah maupun iklan,
melainkan tergantung pada pecinta dan pembaca setia Panjebar Semangat sendiri.
Jadi apabila sudah tidak ada pembaca dan pecinta Panjebar Semangat, maka
majalah Panjebar Semangat tidak akan terbit.
“Bahasa
Jawa kini sangat memprihatinkan, hampir tidak mempunyai tempat di hati
masyarakat maupun ranah pendidikan. Justru
budaya asing yang dirasa sesuai, sehingga lebih banyak digunakan oleh
masyarakat. Apabila kita ikut ambil bagian dalam melestarikan bahasa maupun
budaya Jawa, maka bahasa Jawa akan tetap terjaga.” tutur pimpinan perusahaan
PS.
Acara
selanjutnya adalah sambutan dari Dra. Raheni Suhita, M.Hum. Beliau menyampaikan
permohonan maaf karena sudah mengganggu waktu dan tempat dari pihak redaksi
majalah PS. Kemudian Dra. Raheni menceritakan sedikit pengalaman ayah dan
ibunya mengenai majalah yang sudah berumur 80 tahun tersebut. Beliau juga
berharap adanya hubungan kerja sama yang baik antara pihak redaksi majalah PS
dengan Prodi Pendidikan Bahasa Jawa UNS.
Setelah
sambutan dari Kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa usai, dilanjutkan acara berikutnya
yakni tanya jawab. Penanya pertama adalah Sdr. Sutarto “Bagaimana partisipasi pejabat
atau pemprov Jatim untuk meningkatkan PS?” dijawab oleh pimpinan perusahaan
“Perhatian ada, tetapi segi vinancial
tidak. PS lebih mandiri. Bentuk dari perhatian tersebut adalah dengan walikota
datang berkunjung ke redaksi majalah PS.
Penanya
kedua Sdr. Kartika yang mengajukan tiga pertanyaan “Bagaimana PS bisa eksis?
Apa ada strategi khusus?” kemudian “Kriteria tulisan bahasa Jawa yang seperti
apa yang dimuat di PS?” dan “Kriteria yang memungkinkan seseorang bisa menjadi
wartawan PS?” Ketiga pertanyaan tersebut dijawab oleh beberapa punggawa
redaksi, pertanyaan pertama “Strategi adalah PS disesuaikan dengan jaman
sekarang, kemudian merangkul penuh masyarakat, sehingga masyarakat punya rasa handarbeni.” Pertanyaan kedua “PS
membuka pintu lebar untuk semua orang, karya bisa dikirim melalui email, kemudian diseleksi. Tulisan
dengan ulasan menarik dan bahasa yang mudah dipahami akan diterbitkan. Karya
yang dimuat akan mendapatkan hadiah yang pantas.”
Selanjutnya
Bp Djoko, beliau menyampaikan uneg-uneg
“Di Purworejo kalau mau beli PS tidak bisa eceran, jadi harus langganan atau
pesan.” Uneg-uneg tersebut ditanggapi, “Di daerah tertentu peminat PS sedikit.
Jadi daripada rugi terlalu banyak karena majalah tidak laku, maka orang yang
menginginkan PS sebaiknya langganan atau pesan terlebih dahulu.”
Penanya
berikutnya adalah Sdr. Udin “Sampai saat ini PS penyebarannya sampai mana? Apa
sudah sampai luar negeri?” Dijawab “PS berjalan apa adanya, belum berani sampai
luar negeri karena khawatir kalau tidak ada yang membeli.” Dan yang terakhir
adalah Sdr. Riky “Bagaimana sejarah dibangunnya PS? Apa gedungnya sejak awal
sudah disini?” Dijelaskan “PS merenovasi gedung baru pada tahun 1985. PS sejak
awal tempatnya memang disini dan tidak pernah pindah.”
Setelah
serangkaian acara sarasehan serta tanya jawab di aula selesai, para mahasiswa
diajak untuk melihat langsung bagaimana proses penerbitan dan percetakan
majalah PS. Lokasi percetakan majalah cukup jauh dari kantor utama redaksi
tersebut, harus jalan kaki sekitar lima menit. Mahasiswa mendapatkan banyak
pengalaman dan ilmu baru mengenai proses penerbitan dan percetakan majalah PS, mulai
dari proses editing naskah, desain cover, pencetakan naskah pada plat,
pemberian warna pada majalah, hingga majalah jadi dan siap untuk didistribusikan
ke tangan pelanggan. Para karyawan majalah PS sangat ramah dan mau berbagi
informasi pada para mahasiswa.
B.
Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Kunjungan
kedua di kota Surabaya adalah Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Di Unesa,
rombongan Prodi Pendidikan Bahasa Jawa UNS disambut dengan langgam campursari.
Ada dua mahasiswa yang bertugas menyambut kedatangan rombongan UNS dengan mengenakan
pakaian pengantin, lengkap dengan riasnya.
Dibuka
oleh dua pembawa acara yang mengenakan pakaian selayaknya pambiwara adat Jawa. Kemudian membacakan susunan acara yang
meliputi pembukaan, penampilan tari khas Jatim (tari Remong), sambutan dekan
FBS, pesan dan kesan dari pihak UNS, selingan, penampilan seni UNS, informasi
JPBS Unesa, informasi HMJ, penampilan kethoprak,
dan penutup.
Tari
Remong ditarikan oleh Sdr. Eksa dan Sdr. Nusantara. Kemudian sambutan dekan
FBS, Prof. Dr. Setya Yuwanan, M.A. yang menyampaikan bahwa bahasa di Jatim ada
dua, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Madura. Surabaya dikatakan unik, karena
bahasa Jawa Surabaya sangat berbeda dengan bahasa Jawa Solo. FBS berdiri sudah
lama, yakni sejak tahun 1981 untuk memenuhi guru-guru pendidikan bahasa Jawa di
Jatim. Sebentar lagi akan dibuka prodi bahasa Madura.
Untuk
memperkokoh status Unesa di tingkat nasional dan internasional, Unesa melakukan
kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri diantaranya dengan
Jepang dan Cina. Dengan Jepang, Unesa melakukan kerjasama dengan Nagoya
University, Tsukuba University, dan Ichi University. Sedangkan South China
Normal University, Huazhong Normal University, dan Beijing Sport University
merupakan mitra kerja sama Unesa di Cina.
(Alfanita Zuraida, blog Universitas Negeri Surabaya Hubungan Masyarakat:2009). Unesa
bekerja sama dengan Universitas Huazhong untuk mendirikan prodi bahasa
Mandarin, dan langsung dikirim empat dosen dari negara Cina. Dengan
pertimbangan tersebut, Unesa lebih berani membuka prodi bahasa Mandarin
daripada bahasa Madura. Disamping itu, ahli bahasa Madura pun ini kapasitasnya
tidak begitu banyak.
Acara
pesan dan kesan dari pihak UNS disampaikan oleh kaprodi Pendidikan Bahasa Jawa
UNS, Dra. Raheni Suhita, M.Hum. Kemudian selingan acara diisi dengan
menyanyikan langgam lumiting asmara oleh empat mahasiswi Unesa. Suasana menjadi
sangat ramai, karena mahasiswa kedua universitas mampu mencampur menjadi satu
dan langgam yang dibawakan pun berubah menjadi aransemen dangdut. Penampilan
seni UNS adalah Sdr. Teri dengan membawakan bawa dan langgam Yen ing Tawang Ana
Lintang, dan dilanjutkan dengan penampilan Javapella.
Acara
berikutnya adalah informasi JPBS Unesa oleh Sukarman, M.Si. Beliau menyampaikan
bahwa Unesa telah meluluskan 1.200 mahasiswa dari prodi pendidikan bahasa Jawa.
Dalam mendukung kegiatan kuliah, pihak universitas memberikan fasilitas
panggung, keyboard dan dua set gamelan yakni pelog dan slendro. Kesenian yang
dilakukan oleh para mahasiswa prodi bahasa Jawa Unesa antara lain kethoprak,
ludruk, wayang, campursari, dll.
Informasi
HMJ disampaikan oleh Sdr. Esti. Dipaparkan proker dari HMJ Bahasa dan Sastra
Daerah. HMJ Jawa terdiri dari tiga bidang:
1.
Penalaran
Prokernya
antara lain: SPMB, Pemira, seminar, delegasi TM dan delegasi IMBASADI, rapat
rutin dan evaluasi, serta wadah PKM dan LKTI.
2.
Pengembangan bakat
dan minat
Prokernya
antara lain: uji pentas, mading, temu akrab jawi swara, paket lebaran, purnama
sastra, latihan alam, paket sura, dan lokakarya.
3.
Kerohanian dan
pengembangan
Prokernya
antara lain: tablig akbar, pengembangan kopma, lomba tumpeng, kalender, baksos,
infaq, kebersihan ruang HMJ, buletin, perbaikan listrik HMJ, dan qurban.
Dalam
HMJ Jawa terdapat Sanggar Bharada, dimana Sanggar Bharada dibentuk pada tahun
1991 sebagai wadah untuk belajar mengembangkan minat dan bakat mahasiswa.
Bharada merupakan akronim dari Bahasa dan Sastra Daerah. Anggota dari Sanggar
Bharada adalah seluruh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Daerah. Sanggar
Bharada diketuai oleh Darmawan. Sanggar berada mendapat jatah tampil di TVRI
setiap tiga bulan sekali dalam acara Campursari Tombone Ati. Banyak prestasi
yang telah diraih oleh Sanggar Bharada, diantaranya: penyanyi unggulan Festival
Ludruk Jawa Timur IV Jombang 2012, tampilan terbaik harapan II Festival Ludruk
III se-Jawa Timur di Kabupaten Jombang 2011, penyaji terbaik nonranking
Festival Campursari 2010 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, penyaji
terbaik II Festival Ludruk 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya,
penyaji terbaik IV Festival Ludruk 2008 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surabaya, Festival Ludruk Generasi II 2005 penyaji berprestasi Pemerintah Kota
Surabaya Dinas Pariwisata, penghargaan Festival Ludruk Generasi HUT Kota
Surabaya 711, dll (Fauziah Arsanti, blog Kiprah Sanggar Bharada Universitas
Negeri Surabaya:2013).
Usai
informasi mengenai HMJ dan Sanggar Bharada, disajikan tampilan kethoprak oleh
para mahasiswa Sanggar Bharada. Kethoprak ditampilkan dengan begitu menarik dan
diselipkan humor, hingga suasana pun tidak kaku dan menjadi ramai. Semua
mahasiswa antusias menyaksikan kethoprak tersebut. Setelah kethoprak selesai,
mahasiswa Unesa menyanyikan lagu Alun-alun Bojonegara dengan tepukan kendang
yang mengundang untuk berjoget, hingga para mahasiswa Unesa maupun UNS yang
tadinya duduk pun mulai berdiri untuk ikut berjoged di depan.
C.
Bali TV
Pukul
04.00 WIB para mahasiswa sudah mulai bangun untuk persisapan sholat subuh,
kemudian mandi dan sarapan bersama di hotel. Setelah semua siap, rombongan KKL
Pendidikan Bahasa Jawa mulai melakukan kunjungan di Pulau Dewata, yang pertama
adalah Bali TV.
Pukul
07.45 WIB, rombongan sudah tiba di lokasi Bali TV, yakni Gedung Pers Bali Ketut
Nadha Jalan Kebo Iwa 63 A. Disambut hangat oleh pimpinan redaksi Bali TV – Dewi
Tika – dalam acara sarasehan dan tanya jawab. “Bali TV merupakan bagian dari
kelompok besar Bali Post 1948. Bali TV sendiri resmi berdiri pada tanggal 20
Mei 2002. Bali TV merupakan televisi lokal pertama di Bali. Tujuan didirikannya
Bali TV adalah untuk melestarikan budaya Bali. Budaya Bali sudah mendekati fase
kritis karena anak-anak Bali tidak mau mendengarkan lagu-lagu Bali.” papar
pimpinan redaksi. “Orti Bali adalah salah satu program siaran Bali TV yang tayangannya
berbahasa Bali. Orti Bali tayang pada pukul 19.30 WITA.” tambah perempuan manis
yang berambut pendek tersebut.
Dewi
Tika juga memaparkan bahwa kain tenun ikat (endhek) sangat disarankan untuk
pegawai instanti di Bali. Selain endhek, pakaian pun juga disarankan mengandung
unsur kotak-kotak warna hitam dan putih. Kain kotak-kotak sering disebut dengan
istilah rue binedhe, dimana maksudnya adalah hidup agar dapat berjalan seimbang
serta percaya bahwa ada hitam dan putih dalam kehidupan yang dijalani.
Ketut
Nadha pada nama Gedung Pers tersebut merupakan nama seorang perintis berdirinya
Bali Post, yaitu Ketut Nadha. Beliau adalah seseorang yang selama hidupnya
mendarmabaktikan diri di bidang media massa. Setelah Ketut Nadha wafat,
perjuangannya pun dilanjutkan oleh generasi penerus dengan menghadirkan Bali TV
sebagai televisi informasi, berita dan hiburan dengan siarannya merupakan
partisipasi kreatif masyarakat Bali sendiri. Bali TV merupakan wadah
pemberdayaan seni dan budaya lokal.
Lambang
Bali TV adalah matahri terbit, dimana matahari terbit memiliki makna bahwa
diharapkan Bali TV merupakan cerminan visioner segala dinamika masyarakat Bali.
Bali TV hadir sebagai matahari yang mencerahkan jagat raya dengan motto
“Matahari dari Bali”.
Setelah
disampaikan informasi yang begitu panjang dan lebar, kemudian acara selanjutnya
adalah tanya jawab. Penanya pertama adalah Sdr. Sutarto “Apa ada program yang
bekerja sama dengan universitas-universitas?” Ditanggapi oleh pimpinan redaksi
“Tidak ada, tetapi menggunakan pengisi acara dari universitas ada.” Kemudian
Sd. Kartika “Apa ada kesulitan dalam membangun link atau dan sebagainya?” “Pasti ada, kesulitan yang dialami
diantaranya saat Bali TV mulai didirikan di bulan Mei, bulan Oktober pun ada
bom, sehingga menjadikan Bali lumpuh. Tetapi hal tersebut justru menjadi
tantangan bagi Bali TV untuk tetap maju dan dari tahun demi tahun pun Bali TV
terus mengalami peerkembangan.” jelas Dewi Tika
D.
Universitas Negeri Udayana (Unud)
Usai
melakukan kunjungan di Bali TV, kunjungan selanjutnya di Pulau Seribu Pura
adalah Universitas Negeri Udayana (Unud). Para mahasiswa UNS diajak ke
perpustakaan lontar, dimana dalam perpustakaan tersebut disimpan banyak naskah
Jawa yang ditulis pada daun lontar. Naskah Jawa ditulis dengan aksara Bali
tetapi dengan menggunakan bahasa Jawa kuna. Perawatan naskah daun lontar
tersebut adalah dengan minyak serai dan aseton atau alkohol. Minyak serai untuk
melemaskan daun agar tidak kaku dan mudah hancur. Kemudian aseton untuk
membersihkan dari berbagai kotoran yang menempel pada daun.
Naskah
Jawa daun lontar ditulis dengan menggunakan pengrupak pengutik kemudian
dihitamkan dengan arang kemiri. Naskah lontar banyak jenisnya, antara lain
tutur filsafat, babad, mikrokosmos, makrokosmos, tatacara membuat bangunan
Bali, dll. Naskah tidak anya berbentuk tulisan, tetapi juga ada yang berbentuk
gambar yakni biasa disebut dengan istilah prasi. Untuk mengetahui daun lontar
tersebut ditulis pada tahun berapa, bisa dilihat di belakang atau di tengah
naskah, karena penulis biasanya menuliskan kolopon di belakang maupun di tengah
naskah yang menunjukkan hari atau tanggal penulisan. Upaya penyimpanan naskah
selain ditulis ulang pada daun lontar adalah naskah ditulis ulang pula dalam
bentuk digital.
Setelah
selesai ditunjukkan naskah-naskah Jawa daun lontar dari perpustakaan lontar,
para mahasiswa menuju auditorium Widya Sabha Mandala Prof. Dr. Ida Bagus
Mantra. Di auditorium, para mahasiswa melakukan presensi terlebih dahulu,
kemudian acara dimulai oleh MC dengan membacakan susunan acara, yang
diantaranya: pembukaan, sambutan dekan, sambutan kaprodi UNS, presentasi
Udayana, pembacaan kakawin, presentasi UNS, dan yang terakhir penutup.
Dekan
berhalangan hadir karena banyak tugas, sehingga diwakili oleh Pembantu Dekan
(PD) II Jurusan Sastra dan Budaya Jawa Kuna. Beliau menjelaskan bahwa Fakultas
Sastra Udayana mulai berdiri pada tahun 1958 dibawah Universitas Airlangga.
Pada tahun 1958, dibuka prodi Sastra Jawa kuna dan Sastra Bali. Kemudian pada
tahun 2010 keduanya mulai dipisah sehingga menjadi dua prodi yang berbeda,
yakni prodi Sastra Jawa Kuna dan prodi Sastra Bali. Peminat sastra Jawa kuna
sangat sedikit, yakni hanya 7-10 mahasiswa.
Setelah
sambutan PD II selesai, acara diselingi dengan penampilan Sinta Prathistita
yang membawakan kidung Jawa serta tembang dhandhanggula oleh Teri Sri Wagesang.
Tembang Dhandhanggula yang dibawakan oleh Teri Sriwagesang merupakan tembang
yang akan dipresentasikan oleh mahasiswa UNS. Dimana tembang tersebut terdapat
dalam Serat Wulangreh karya I.S.K.S Paku Buwana IV yang memuat kriteria guru
ideal.
Acara
selanjutnya adalah presentasi dari mahasiswa Udayana. Presentasi mengangkat
bahasan Makna Satya Wakya dalam Kakawin Karonantaka. Dilanjut presentasi dari
mahasiswa UNS dengan bahasan Kriteria Guru Ideal dalam Serat Wulangreh Karya
Pakubuwana IV. Kemudian masuk sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama oleh Nizar
(UNS) “Bagaimana relevansi satya wakya dengan kehidupan saat ini? Lalu
bagaimana apresiasi generasi muda di Bali terhadap Jawa kuna dan sastra Bali?”
Ternyata tidak hanya pertanyaan diajukan, tetapi juga ada tanggapan mengenai
presentasi yang disampaikan oleh pendengar. Salah satunya adalah Bayu Sri “Di
Bali juga ada macapat, dimana macapat termasuk sekar alit yang didalamnya terdapat
guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu, tetapi di Bali disebut dengan pada
lingse. Di Bali tembang macapat hanya ada sepuluh, karena megatruh termasuk
kidung.”
Pertanyaan
Nizar dijawab oleh penyaji presentasi mahasiswa Udayana “Ajaran satya wakya sampai
saat ini tetap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak 100%,
tergantung pribadi masing-masing. Kemudian sastra Bali lebih diminati oleh
mahasiswa daripada sastra Jawa kuna dengan perbandingan 1:7. Mahasiswa mengira
bahwa sastra Jawa kuna adalah bahasa Jawa yang sekarang dipakai oleh penduduk
Jawa pada umumnya, jadi mahasiswa berfikiran untuk apa sastra Jawa kuna harus
dipelajari, sehingga generasi muda di Bali kurang tertarik. Selain itu kakawin
dan kidung sastra Jawa kuna dirasa sulit untuk dipelajari.
Pertanyaan
kedua oleh Putri Puna (Unud) “Penyanyian pupuh tembang Jawa dalam rangka apa
saja? Kalau di Bali kidung dinyanyikan saat memuji Tuhan.” Pertanyaan tersebut
dijawab oleh penyaji presentasi mahasiswa UNS “Pada jaman dahulu tembang Jawa
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan penyakit dan sebagai tolak balak.
Namun sekarang tembang Jawa tidak hanya digunakan dalam upacara sakral atau
keraton saja, tetapi malah sering digunakan untuk hiburan.” Sutarto (UNS)
menambahkan “Macapat sekarang sering digunakan dalam upacara tradisional
pernikahan yang mana didalamnya memuat doa-doa agar pernikahan langgeng.” Winda
(UNS) juga menambahkan jawaban “Macapat juga bisa sebagai mantra Jawa.” Lalu
Bayu Sri (Unud) juga menambahkan “Macapat di Bali juga sama dengan macapat Jawa
dimana digunakan dalam upacara maupun untuk hiburan. Sama-sama dengan
menggunakan iringan gendhing pula.”
Acara
menjadi sangat ramai karena mahasiswa dari kedua universitas mampu mencampur
manjadi satu sehingga tercipta suasana yang begitu akrab. Ditambah pula
penampilan Bayu Sri yang membawakan tembang Ginandhi (dalam Jawa disebut
Kinanthi) dengan logat khas Bali yang memang terdengar lumayan lucu oleh
telinga para penduduk Jawa. Acara ditutup dengan melakukan foto bersama antara
mahasiswa maupun para dosen dari Unud dan UNS.
E.
Tanah Lot, Tanjung Benoa, dan Pulau Penyu
1.
Tanah Lot
Pada
pukul 02.45 WIB rombongan KKL tiba di pelabuhan Gilimanuk Bali. Mampir di
masjid Jami’ Nurul Taqwa untuk melakukan ibadah shalat subuh. Kemudian melanjutkan
perjalanan dengan menggunakan bus menuju kawasan Tanah Lot. Di sepanjang
perjalanan ternyata cuaca kurang baik yakni terjadi hujan secara terus-menerus,
di samping itu di tengah perjalanan rombongan mengalami kemacetan akibat
kecelakaan lalu lintas, sehingga rombongan pun terlambat datang di Tanah Lot
untuk menyaksikan matahari terbit dan pukul 07.02 WIB baru sampai di kawasan
Tanah Lot.
Tiba
di kawasan Tanah Lot, semua mahasiswa, dosen serta seluruh kru biro melakukan
bersih diri, mandi di kamar mandi umum dengan ongkos Rp 5.000,00 per orang.
Setelah itu menyusuri jalan kurang lebih 5 menit menuju Pusat Oleh-Oleh Agung
Bali untuk melakukan sarapan pagi serta melihat atau membeli pernak-pernik.
Kemudian jalan kaki kembali menuju Tanah Lot.
Tanah
Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Disana terdapat
dua Pura Tanah Lot yakni yang satu dibangun di atas bongkahan batu besar,
dimana letaknya di tengah laut sekitar 300 meter dari bibir pantai. Sedangkan
yang satunya lagi dibangun di atas tebing yang menjorok ke laut.
Rombongan
melakukan foto-foto bersama, karena pemandangan di Tanah Lot memang sangat
cantik dan indah sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat mengukir
momentum. Semua mahasiswa serta dosen menyatu, menjadikan suasana kekeluargaan
begitu terasa tanpa ada sekat yang menghalangi antara dosen dan mahasiswa.
2.
Tanjung Benoa
Tanjung Benoa adalah tujuan wisata kedua setelah Tanah
Lot. Tanjung Benoa merupakan satu-satunya tempat wisata yang menawarkan
berbagai permainan atau olah raga air, seperti jetsky, parasailing, banana
boot, scuba diving, snorkeling, glassbottom and turtle island, flying fish,
seawalker, water ski, rolling donnut, wake board, dan lain-lain.
Di
Tanjung Benoa, kegiatan atau permainan dimulai pada pukul 08.00 WITA hingga
pukul 14.00 WITA, karena setelah pukul 14.00 WITA, air sudah mulai surut dan
boat tidak dapat digunakan. Banyak mahasiswa yang antusias ikut mencoba
permainan, namun juga tidak sedikit mahasiswa yang hanya duduk dan
melihat-lihat saja, karena biaya sewa alat permaianannya pun cukup mahal bagi
kalangan mahasiswa.
Rombongan
KKL Pendidikan Bahasa Jawa melakukan makan siang juga di Tanjung Benoa, secara
prasmanan dan tentu menunya mayoritas seafood.
3.
Pulau Penyu
Pulau Penyu masih terletak di kawasan Tanjung Benoa,
dimana Pulau Penyu ini merupakan salah satu jenis paket wisata air yakni
glassbottom and turtle island. Dibutuhkan Rp 50.000,00 untuk warga domestik
yang menginginkan untuk berkunjung di pulau kura-kura tersebut.
Pulau penyu terletak di tengah laut, kurang lebih 300-500
meter dari tepi pantai Tanjung Benoa. Untuk sampai disana, penulis dan
teman-teman yang berjumlah sepuluh orang menaiki perahu motor yang di bawahnya
terdapat kaca bening dengan perjalanan selama kurang lebih 15 menit. Kaca
bening tersebut memiliki fungsi agar para penumpang dapat menikmati keindahan pemandangan
bawah laut di sepanjang perjalanan. Banyak terdapat terumbu karang, macam-macam
ikan hias, tumbuh-tumbuhan laut, serta binatang laut.
Setibanya di Pulau Penyu, penulis dan teman-teman melihat
banyak jenis kura-kura dan dengan segala ukuran yang berbeda. Kami
diperbolehkan untuk masuk ke dalam kolam, sehingga kami dapat menyentuh atau
mengengkat penyu secara langsung. Disana kami diperkenalkan bagaimana cara
memelihara penyu, bagaimana penyu menetaskan telurnya, seperti apa telur penyu
yang baru menetas, dan lain-lain.
Selain penyu, di Turtle Island juga terdapat banyak hewan
lainnya, seperti monyet, ular, burung elang, burung kakak tua, kelelawar, dan
masih banyak yang lainnya. Kami juga diperbolehkan masuk kandang untuk
melakukan foto bersama dengan hewan-hewan tersebut, sehingga kegiatan wisata
terasa sangat menyenangkan dan menyimpan banyak kenangan berharga.
F.
Pantai Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul
1.
Pantai Dreamland
Pantai dreamland berada di ujung selatan Desa Pecatu,
Kecamatan Kuta selatan, Kabupaten Badung. Seperti namanya, dreamland yang
berarti tanah impian. Disebut dreamland karena pemandangan pantai disana memang
benar-benar menjadikan setiap pengunjung tercengang, dengan hiasan pasir yang
berwarna putih, ombak yang menggulung-gulung besar, serta hamparan langit yang
berwarna biru muda. Ombak yang begitu besar sangat cocok untuk para olahragawan
yang suka akan olah raga air surfing. Di
samping itu, ombak yang besar menjadi
alasan tidak diperbolehkannya para pengunjung untuk berenang, karena
dikhawatirkan pengunjung akan terseret ombak ke dalam laut.
Pada mulanya kawasan dreamland merupakan lahan yang
tandus dan gersang, kemudian seorang investor Tomy Soeharto, putra dari mantan
Presiden RI ketiga, membeli lahan tersebut dan menyulapnya menjadi tempat
wisata dan resort yang begitu indah.
Disana terdapat berbagai fasilitas pariwisata, antara
lain villa, resort, tempat belanja, mall, lapangan golf, dan lain-lain. Selain
itu, di sepanjang pantai terdapat banyak cafe yang menyediakan berbagai macam
jenis makanan dan minuman. Di pantainya sendiri juga disewakan kursi untuk
berbaring menikmati terik matahari serta jasa pijat refleksi, yang
masing-masing dipatok dengan harga Rp 50.000,00.
Rombongan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa menggunakan
kesempatan di pantai dreamland hanya dengan foto-foto dan bermain pasir,
sedangkan dosen, ada beberapa yang melakukan pijat refleksi untuk menghilangkan
rasa capek.
2.
Pantai Kuta
Pantai
Kuta terletak di Kabupaten Badung. Untuk sampai di pantai matahari terbenam
tersebut, harus menggunakan mobil kecil dengan kapasitas penumpang sekitar 20
orang karena kendaraan bus tidak dapat masuk di kawasan tersebut. Kendaraan
yang diperbolehkan masuk kawasan Kuta adalah kendaraan dengan panjang maksimal
7 meter. Pantai kuta merupakan pantai yang paling banyak diminati oleh para
pengunjung, baik pengunjung dalam negeri maupun luar negeri, karena areanya
luas, kemudian ombaknya yang besar sangat cocok untuk para pecinta olah raga surfing. Namun ombak besar tersebut
tidak sampai ke bibir pantai, sehingga aman bagi anak-anak kecil yang ingin
bermain air. Di samping itu, pantai kuta merupakan pantai yang dapat menyuguhkan
keindahan panorama matahari tenggelam, hal tersebut yang menjadikan pantai kuta
sangat ramai ketika menjelang petang.
Di
pantai kuta, ada mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jawa UNS bermain sepak bola
plastik, ada yang hanya bermain-main dengan ombak, serta tidak ketinggalan aksi
berfoto-foto ria. Selain itu, tingkah konyol
mahasiswa pu tak terhindarkan, yakni menggoda dan mengejar TL dari Bali
yang bernama Komang Adi, kemudian diangkat ramai-ramai serta diceburkan ke
dalam air. Pertunjukan lucu tersebut menarik perhatian para pengunjung lain,
sehingga menjadikan para pengunjung tertawa.
Setelah
selesai dari pantai kuta, rombongan menuju rumah makan Yamuna untuk makan
malam. Disana para mahasiswa bisa melihat-lihat serta membeli pakaian atau
pernak-pernik dengan harga terjangkau. Acara makan malam dirasa sangat meriah
karena diiringi dengan nyanyian dan musik, selain itu rombongan dari UNS juga
unjuk kebolehan yakni dengan melakukan goyang caesar massal. Goyang caesar merupakan
goyangan enerjik yang sangat terkenal, dimana goyang tersebut diprakarsai oleh
tokoh lawak di televisi yang bernama Caesar.
3.
Puncak Indah Bedugul
Sebelum sampai di tempat wisata terakhir di Pulau Dewata
yakni Puncak Indah Bedugul (terletak di Kabupaten Tabanan), rombongan KKL UNS
berhenti sejenak di rumah makan Saras untuk makan siang dan sampai di Bedugul
pada pukul 14.20 WIB. Sesampainya di Bedugul, para mahasiswa dan dosen pun
melakukan shalat ashar terlebih dahulu di masjid Al-Hidayah, masjid yang
letaknya lumayan tinggi sehingga harus meniti beberapa anak tangga untuk sampai
disana.
Setelah selesai shalat ashar, rombongan menikmati
pemandangan danau beratan dan memanfaatkan keindahan pemandangan tersebut
dengan mengabadikanya dalam jepretan digital. Suhu udara puncak indah Bedugul sangat
dingin, yakni kurang lebih 18 derajat celcius karena memang tempat wisata tersebut
berada di dataran tinggi pulau Bali.
G.
Puja Mandhala, Bajra Sandhi dan Tari Barong Sila Budhaya
1.
Puja Mandhala
Puja Mandhala berlokasi di Jl. Kuru Setra Buala Benoa
Nusa Dua Bali. Puja Mandhala adalah sebuah kompleks tempat peribadatan lima
agama yang diakui di Indonesia. Konon tempat tersebut dibangun dengan alasan
sebagai saksi kerukunan umat kelima agama tersebut. Tempat ibadah tersebut
antara lain Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Bunda Maria Segala
Bangsa, Wihara Budhina Guna, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, dan Kori Agung
Pura Jagat Natha. Karena sebagian besar rombongan KKL Prodi Pendidikan Bahasa
Jawa menganut agama islam, maka para mahasiswa dan dosen menjalankan ibadah
shalat di Masjid Agung Ibnu Batutah.
2.
Bajra Sandhi
Bajra sandhi merupakan monumen perjuangan rakyat Bali
yang beralamat di Jalan Raya Puputan, Niti Mandala, Renon, Denpasar atau berada
di sebelah timur lapangan Puputan Badung. Monumen Bajra sandhi memiliki motto
“Profesionalisme pelayanan dan kenyamanan pengunjung mutlak.” Dinamakan bajra
sandhi karena bentuknya menyerupai bajra
yaitu genta dan sandhi memiliki arti
suci. Bajra sandhi adalah genta suci yang dipakai oleh para pendeta untuk
melafalkan mantra saat upacara.
Monumen Bajra sandhi dibangun pada tahun 1987 dan
diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarno Putri pada tanggal 14 Juni 2003. Pembangunan
monumen berdasarkan falsafah Hinggu Lingga
Yoni dan falsafah mengenai pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu
Ksirarnawa yang dipetik dari cerita Adiparwa. Bangungan utama yang tinggi
merupakan lingga dan dasar bangunan
adalah yoni. Lingga yoni merupakan
simbol dari pertemuan pria (purusa) dengan
wanita (pradana), yaitu pertemuan
antara kekuatan positif dan negatif yang menurut kepercayaan purba merupakan
pertemuan langit dan bumi yang dipandang sebagai lambang kesuburan.
Di dalam monumen Bajra sandhi terdapat 33 diorama yang
menggambarkan perjalanan sejarah perjuangan masyarakat Bali dari zaman pra
sejarah hingga zaman perjuangan kemerdekaan. Anak tangga di monumen perjuangan
rakyat Bali tersebut berjumlah 17 untuk yang bawah, kemudian anak tangga yang
atas berjumlah 45, serta disangga oleh 8 tiang. Angka-angka yang digunakan
tersebut merupakan perwujudan tanggal, bulan, dan tahun kemerdekaan negara
Republik Indonesia, yakni 17 Agustus 1945.
Di Bajra sandhi, para mahasiswa melakukan foto-foto di
halaman maupun di dalam monumen. Beberapa mahasiswa juga turut meniti beberapa
anak tangga yang berkelok melingkar menuju puncak monumen. Di puncak tersebut,
penulis dan teman-teman mampu melihat kawasan sekitar monumen yang begitu
cantik.
3.
Tari Barong Sila Budhaya
Tari barong sila budhaya terletak di daerah Puri anom,
Batubulan, Gianyar. Tari barong adalah tarian khas Bali, dimana tarian tersebut
merupakan salah satu hasil budaya dari masyarakat Bali. Pertunjukan tari barong
menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan kebatilan. Barong adalah
binatang purbakala yang melambangkan kebajikan, dan rangda adalah binatang
purbakala yang melambangkan kebatilan.
Para mahasiswa, dosen dan para pengunjung lain sangat antusias
menikmati pertunjukan tari barong yang sangat menarik, karena dalam pertunjukan
tersebut juga terdapat adegan magis, dimana para pemain memang benar-menar
mengalami kesurupan dan harus ada pawang yang mampu mengembalikan keadaan seperti
semula.
H.
Krisna, Cening Bagus, dan Joger
1.
Krisna
Krisna merupakan suatu tempat yang menyediakan berbagai
oleh-oleh khas Bali, seperti kaos VIP Krisna Bali, camilan, lulur & produk
spa, kerajinan tangan, gantungan kunci, pajangan, assesories, dompet, tas,
sandal, peralatan makan, kain pantai, endek, dan lain-lain. Disana para
mahasiswa begitu sibuk memilah dan memilih oleh-oleh yang kiranya cocok untuk
keluarga atau teman-teman terdekat di rumah. Waktu yang diberikan untuk
berbelanja kurang lebih satu jam, dan setelah dirasa cukup, rombongan kembali
ke bus dan pulang ke hotel.
2.
Cening Bagus
Pada hari Kamis, 05 September pukul 09.25 WIB para
mahasiswa dan dosen diajak untuk berbelanja oleh-oleh di Cening Bagus. Cening
Bagus merupakan tempat oleh-oleh khas Bali yang menyediakan makanan, pakaian,
sandal, handycraft, dan lain-lain.
Namun oleh-oleh yang paling banyak
diminati adalah kacang disco yang memang
terkenal sebagai oleh-oleh khas dari Bali.
3.
Joger
Seperti halnya Krisna dan Cening Bagus, Joger merupakan
pusat oleh-oleh khas Bali yang sangat terkenal. Namun yang membedakan hanyalah
Joger lebih terkesan unik dengan kata-kata yang tertera dalam segala produk. Di
samping itu, kualitas produk Joger pun bisa dijamin. Banyak pengunjung yang
sudah membuktikan bahwa produk Joger awet dan bagus, meski memang harus merogoh
kocek yang cukup mahal. Tapi sah-sah saja tatkala harga mahal sebanding dengan
produk berkualitas bagus.
Nama Joger merupakan perpaduan nama dua orang, yakni
Joseph Theodorus Wulianadi selaku pemilik dan Gerard, sahabat pemilk yang
sangat berjasa dalam perintisan usaha pabrik kata-kata tersebut. Pada tahun
1981, Joseph diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar US $ 20.000. Uang
tersebut kemudian digunakan sebagai modal melakukan usaha. Dan tanpa disangka,
usaha yang dirintisnya pun mampu berkembang pesat menjadi usaha besar yang
produk-produknya disukai oleh masyarakat.
Produk Joger yang banyak diburu oleh para mahasiswa Prodi
Pendidikan Bahasa Jawa adalah kaos, sandal, tas, dan gantungan kunci. Oleh-oleh
yang memang sangat cocok dengan ciri khas Joger Bali untuk para orang-orang
tercinta di rumah.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Dengan
dilakukannya kunjungan ke universitas yang di dalamnya terdapat program studi
serumpun seperti Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri Udayana
Bali menimbulkan hubungan serta terjalinnya kerja sama yang baik
antaruniversitas. Mahasiswa juga memperoleh kawan atau keluarga baru yang begitu
banyak. Dan dari hal tersebut diharapkan mampu menjadikan program studi
Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS yang notabenya sebagai program studi baru mampu
berkembang, hingga akhirnya bisa bersanding dan tak kalah hebat dengan program
studi yang sama dengan universitas lain.
Kunjungan
di instansi yang berkaitan dengan mata kuliah pilihan jurnalistik, penyiaran
maupun penyuntingan seperti Majalah Panjebar Semangat Surabaya dan Bali TV
memberikan informasi yang begitu banyak dan bermanfaat bagi mahasiswa, karena
meskipun program studi berinduk pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
prospek semestinya menjadi seorang guru tidak akan menutup kemungkinan para
mahasiswa juga mampu menjadi seorang wartawan, penyiar atau editor handal.
Kunjungan
di Monumen Bajra sandhi dan Tari Barong Sila Budhaya memberikan banyak informasi
pada mahasiswa mengenai bagaimana perjuanagan rakyat Bali dalam peperangan
hingga datangnya kemerdekaan dan mengenal budaya Bali melalui tarian khas.
Kunjungan
di tempat-tempat wisata seperti Tanah Lot, Tanjung Benoa, Pulau Penyu, Pantai
Dreamland, Pantai Kuta, dan Puncak Indah Bedugul memberikan pengalaman berharga
yang tak terlupakan. Karena di tengah kepadatan kegiatan kuliah, kali tersebut
diberi kesempatan untuk me-refresh-kan
fikiran dan menikmati hiburan.
Wisata
belanja di Krisna, Cening bagus, dan Joger juga tak ketinggalan memberikan
pengalaman baru dan berharga bagi para mahasiswa, karena mungkin bisa jadi
kunjungan kali tersebut menjadi pengalaman pertama dan tak kan terlupakan bagi
beberapa mahasiswa karena bisa merasakan suasana belanja di tempat wisata
terkenal. Dan mampu memberikan oleh-oleh khas Pulau Dewata bagi para keluarga,
tetangga dan teman-teman dirumah.
B.
Saran
Seperti halnya peribahasa “Tak ada gading yang tak
retak”, segala sesuatu pasti ada kelebihan serta kekurangannya, begitu pula
dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan
Bahasa Jawa FKIP UNS. Disini penulis akan memberikan beberapa saran, antara
lain:
1.
Alangkah lebih
baiknya dalam kunjungan ke Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Negeri
Udayana Bali tidak sekedar menampilkan unjuk kebolehan presentasi dan
pertunjukkan seni oleh beberapa orang yang bertalenta, tetapi juga diadakan
rangkaian kegiatan yang benar-benar mencampurkan mahasiswa antaruniversitas
secara keseluruhan. Jadi, mahasiswa yang kiranya pendiam dan kurang aktif pun
bisa ikut terlibat dan merasakan hangatnya suasana kekeluargaan.
2.
Dalam kunjungan ke
Majalah Panjebar Semangat dan Bali TV mungkin akan lebih baik kalau mahasiswa
bisa mencoba secara langsung dalam melakukan proses editing maupun siaran, jadi
tidak hanya teori yang didapat.
DAFTAR PUSTAKA
Zuraida,
Alfanita. 2009. blog Universitas Negeri Surabaya Hubungan Masyarakat. Diakses
pada tanggal 13 September 2013 pukul 14.16 WIB
Arsanti, Fauziah. 2013. blog Kiprah Sanggar Bharada Universitas
Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal 13 September 2013 pukul 14.20 WIB
thank kawan
BalasHapusterimakasih banyaaak vrroohh
BalasHapus