SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI
PENDIDIKAN
Makalah
Ditulis untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Profesi Kependidikan
Dosen
: Dra. Siti Mardiyati, M. Si.
Oleh
:
Bagus
Wahyu Setyawan K4211006
Dewi
Setyaning Tyas K4211012
Lili
Supartini K4211023
Nurjannah K4211036
Rudi
Permono Putro K4211046
Shintya
Yuli Ratnasari K4211049
Wahyu
Sulistiyaningsih K4211065
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA JAWA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kualitas kinerja
guru sangat menentukan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh sebab itu
maka peningkatan kemampuan dan etos kerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran perlu ditingkatkan secara kontinue. Peningkatan yang
efektif apabila dilaksanakan sendiri oleh guru dengan penuh semangat
dan kerja keras. Walau demikian guru masih memerlukan bantuan dari
orang lain yang lebih menguasai jenis prosedur dan teknik memperoleh
berbagai sumber yang diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan
dan etos kerja mereka. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan teknik
tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan
dan melaksanakan peningkatan profesional mereka dengan memanfaatkan
sumber yang tersedia.
- Pokok Permasalahan
- Apa yang dimaksud dengan Supervisi Pendidikan/ Supervisi Pembelajaran?
- Apa tujuan dari Supervisi?
- Apa yang menjadi sasaran Supervisi?
- Apa saja yang termasuk jenis-jenis Supervisi?
- Apa yang menjadi landasan Supervisi?
- Apa saja yang termasuk prinsip-prinsip Supervisi?
- Bagaimana pelaksanaan Supervisi?
BAB
II
PEMBAHASAN
Dalam kegiatan
supervisi, ada beberapa istilah yang isi kegiatannya mirip dengan
supervisi. Istilah-istilah tersebut adalah inspeksi, penilaian,
pengawasan, monitoring, penilaian dan evaluasi. Dikenal pula istilah
penilikan dan pengawasan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
1992, pasal 20 dibedakan istilah pengawas (yang dipakai untuk
menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan sekolah), dan penilik
(yang dipakai untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan luar
sekolah).
Supervisi
pembelajaran adalah usaha supervisor untuk membantu guru meningkatkan
kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih mampu
mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki
pembelajaran.
Kegiatan supervisi
bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar mengajar.
Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang
luas menyangkut komponen sekolah yang lain peran guru juga terkait
dengan komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan
lain-lain.
Sasaran supervisi
dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu berhubungan langsung dengan
pembelajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pembelajaran.
Sedangkan Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994) mengemukakan pembedaan
antara supervisi satuan pendidikan dengan supervisi kelas atau
supervisi bidang studi. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi
langsung dari manajemen pendidikan. Dan supervisi kelas atau
supervisi bidang studi secara khusus terfokus kepada proses belajar
mengajar. Ada dua jenis supervisi yang dikemukakan oleh
Soetjipto dan Raflis Kosasi, yaitu:
- Supervisi traktis, adalah supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas. Misal: kegiatan rutin seperti pertemuan guru-guru untuk membicarakan kesulitan-kesulitan kecil, memberikan arahan dalam prosedur standar operasi suatu kegiatan.
- Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pembelajaran tertentu.
Landasan kegiatan
supervisi, meliputi:
- Dilandasi atas falsafat Pancasila
- Dilandasi pada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif
- Harus dinilai dari sejauh mana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa
- Dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pembelajaran
- Bertujuan mengembangkan keadaaan yang favourable untuk proses belajar mengajar yang efektif
Sedangkan Moh. Rifai
mengemukakan prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
- Prinsip positif, terdiri dari :
- Supervisi harus konstruktif dan kreatif, yaitu mengoreksi terhadap kesalahan atau kekurangan guru serta membina dan membantu guru agar menjadi guru profesional yang lebih berkualitas.
- Supervisi harus berdasarkan sumber kolektif dari kelompok usaha supervisor sendiri, yaitu informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan hendaknya diperoleh bersama dengan yang akan disupervisi.
- Supervisi dilaksanakan berdasarkan hubungan profesional.
- Supervisi dapat mengembangkan segi-segi kelebihan dari yang dipimpin.
Supervisor harus
mengetahui kemampuan dan kelebihan guru yang dapat dimanfaatkan,
sehingga dapat mendeteksi kelemahan atau kekurangannya.
- Supervisi dapat memberikan perasaan aman bagi anggota kelompoknya.
Memberikan perasaan
aman psikis agar tidak tertekan, tidak merasa dikejar tugas, bebas
mengeluarkan pendapat, dll.
- Supervisi harus progresif
Berani melangkah
maju menerapkan inisiatif dan kreatifitasnya serta tidak terikat pada
ketentuan yang rutin saja.
- Supervisi didasarkan pada keadaan riil dan sebenarnya
Yaitu berdasarkan
pada situasi yang nyata, potensi materi dan potensi manusia yang
sebenarnya ada, faktor pendukung yang benar-benar ada, semiua hal
tersebut yang menentukan tindakan.
- Supervisi harus sederhana dan informal
Situasinya wajar,
tidak dibuat-buat supaya anggotanya merasa aman dan tidak kehilangan
rasa percaya diri.
- Supervisi harus obyektif dan sanggup mengadakan “self-evaluation”
Dalam menemukan
kelemahan orang lain secara obyektif kita harus dapat menemukan
kelemahan diri sendiri.
- Prinsip negatif, meliputi :
- Supervisi tidak boleh berifat mendesak.
- Supervisi tidak boleh didasarkan kekuasaan.
- Supervisi tidak boleh lepas dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.
- Supervisi tidak boleh terlalu banyak mengenai terlalu banyak soal-soal yang mendetail.
- Supervisi tidak boleh mencari kesalahan dan kekurangan.
- Supervisi tidak boleh cepat mengharapkan hasil dan cepat kecewa.
BAB
III
PENUTUP
- Simpulan
- Supervisi berkaitan dengan istilah – istilah seperti inspeksi, penilikan, pengawasan, monitoring, penilaian, dan evaluasi.
- Supervisi dibedakan menjadi dua, yaitu supervisi satuan pendidikan dan supervisi bidang studi.
- Ada dua jenis supervisi, yaitu supervisi traktis dan supervisi dinamik.
- Didalam supervisi terdapat dua prinsip, yakni prinsip positif dan prinsip negatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Usada dan Suharno.
2009. Profesi
Kependidikan.
Surakarta: Inti Media Surakarta
Bolla,
John I. 1984. Supervisi
Klinis.
Jakarta: Depdikbud.
Harris, Ben M. 1975.
Supervisory
behavior in Education.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Ibrahim Bafadal.
2004. Dasar-Dasar
Manajemen dan Supervisi Taman Kanak- kanak.
Jakarta: Bumi Aksara.
Moh.
Rifai. 1982. Supervisi
Pendidikan.
Bandung: Jemmars.
Sutjipto
dan Raflis Kosasi. 1994. Profesi
Keguruan.
Jakarta: Dirjen Dikti.
Nama : Sri Yulianti
BalasHapusNo. : 30
Kelas: X Mipa 5
Piweling saka cerkang "Tibak'e dudu ondhel-ondhel" yaiku
1.Ojo seneng ngece sak penake dewe Karo sedulur-sedulurmu
2.Ojo lali ngibadah lan ndongo
3.yen sekolah kudu sregep
4.Ojo seneng ngece nek ora gelem di ece genti
5.kudu sregep ora oleh keset-keset
6.tata krama kudu digunakne wonten ing sedanten panggonan
7.kudu ngewangi pagaweane wong tuo