Review dan Ringkasan Film "Satu Amin Dua Iman"


Pertama kali saya tertarik dengan judulnya unik dan estetik sekali dgn menggunakan 2 kata yg mirip yakni amin dan iman. Kemudian semakin tertarik dgn judul lengkapnya, satu amin dua iman, seakan penuh problema pro kontra yg akan disuguhkan (meski sebenernya dah sedikit tau endingnya mesti bakalan kaya apa, kalau liat dari judulnya). Ketertarikan berikutnya karena pemerannya ada Dimas Anggara (hehe). Yapp, pemeran utamanya ada tiga, yakni Nikita Willy sbg Aisyah, Dimas Anggara sbg Hanan, dan Aditya Zoni sbg Aryan.

Kisah bermula dari Aisyah yg menjadi koas di sebuah rumah sakit, kebetulan pamongnya yakni Hanan yg berprofesi sbg dokter. Kala itu dr. Hanan sangat sangat sangat bersikap dingin, kasar, arogan, emosian, pemarah, dll. Hal tersebut seringkali terjadi, terlebih lagi ketika Aisyah melakukan sebuah kesalahan. Dikarenakan menerima perlakuan yg sangat tidak menyenangkan dari dr. Hanan, Aisyah hampir menyerah menjadi dokter.

Pernah sekali waktu Aisyah berada pada titik yg benar² pasrah menyerah, dia menangis di roop rumah sakit. Aryan yg secara diam² slalu memperhatikannya, menyusul ke atas roop kemudian memeberikan sebatang coklat. Aryan mencoba menghibur Aisyah, Aryan mengutarakan beberapa kalimat yg menjadikan Aisyah sekiranya bisa memotivasi Aisyah untuk kembali semangat menggapai mimpi dan keingingan Abinya (ayah Aisyah), yakni menjadi seorang dokter. Disitulah awal kedekatan Aisyah dan Aryan.

Aryan yg juga slalu berada di rumah sakit, karena adiknya bernama Ryana juga dirawat di rumah sakit tersebut, sakit ginjal. Setiap hari Aryan bolos kuliah untuk menemani Ryana di rumah sakit, karena orang tuanya sangat sibuk bekerja. Aryan meskipun bolos kuliah, namun ia tetap titip absen masuk kepada dua orang sahabatnya, yakni Bayu dan Tama.

Ternyata eh ternyata, sebelum pertemuan Aisyah dan Aryan diatas roop rumah sakit, jauh sebelum itu, yakni ketika usia SMA (Aisyah asrama). Mereka berdua sudah bertemu, Aryan sebetulnya datang ke asrama karena akan bertemu dengan sahabatnya, Bayu dan Tama, namun malah bertemu dengan Aisyah terlebuh dahulu dengan peristiwa Aryan jatuh karena lompat dari dinding dan disitu ada Aisyah sedang menjemur pakaian, lantas Aryan dipukul Aisyah menggunakan sapu lidi.

Aryan merupakan tipe laki-laki yang pandai memperlakukan wanita dengan nyaman, baik dari perkataan maupun perbuatannya. Hal tersebutlah yang menjadikan Aisyah kian hari kian menaruh rasa terhadap Aryan, dan Aryan pun sama, jatuh cinta pada Aisyah sejak pertama jumpa. Selain itu, adik Aryan, si Ryana sangat mendukung bahwa mereka berdua bisa bersatu.

Cinta beda keyakinan, tentu akan menjadi masalah besar, karena tembok keduanya sama-sama kuat, keluarganya pun termasuk keluarga yang taat. Aisyah dan abinya kuat terhadap agama islamnya, dan Aryan serta papa mamanya pun kuat pada agama kristennya.

Candra, sebagai orang kepercayaan keluarga Aryan berusaha menasehati Aryan untuk berhenti menjalin hubungan dengan Aisyah sebelum semua berjalan terlalu jauh. Satu kalimat Candra yang sekiranya bisa dijadikan quote "Cinta beda agama, pilihannya hanya dua, antara ganti pasangan ataukah ganti Tuhan"

Seiring berjalannya waktu, Aryan semakin yakin akan perasaannya, hingga ia berniat akan pindah agama agar bisa menikah dengan Aisyah. Ia mencoba belajar dan terus belajar, dengan menonton maupun mendengarkan pengajian, dibantu pula dengan kedua sababatnya, Bayu Tama.

Hingga suatu ketika, Abi Aisyah curiga akan kedekatan Aryan dan Aisyah, dan kemudian berniat menjodohkan Aisyah dengan dr. Hanan, putra dari sahabatnya. Dan tiba-tiba dr. Hanan datang ke ruamh bersama ayahnya menyampaikan niat baik untuk melamar dan sebagainya. Aisyah sangat kaget dan sedih, disaat ia berada pada puncak jatuh cinta pada Aryan dan merasa semangat Aryan  akan masuk islam, pada waktu bersamaan justru ia diminta untuk menikah dengan dr. Hanan.

Pilihan yang sangat berat bagi Aisyah, karena ia tak ada rasa sama sekali terhadap dr. Hanan. Aisyah sempat berontak ingin menolak lamaran dan menikah dengan dr. Hanan, namun sahabatnya Rina, Bayu, Tama, serta abinya menjelaskan bahwa sekiranya tak ada alasan untuk menolak dr. Hanan yang masuk dalam kriteria memilih pasangan (tampan, kaya, dari keluarga terpandang, serta agamanya kuat).  

Melalui pemikiran berhari-hari, berminggu-minggu, dst akhirnya Aisyah memutuskan untuk mengiyakan kemauan abi untuk dirinya menikah dengan dr. Hanan. Aryan yang saat itu tengah berjuang bangkit dari meninggalnya Ryana, kembali menyelesaikan kuliahnya, dan berkerja di perusahaan ayahnya, tanpa ada Aisyah disisinya, dan justru malah mendengar kabar bahwa Aisyah telah dilamar dr. Hanan.

Sempat ingin pasrah dan menyerah dengan niatnya yang akan pindah agama, namun ia menyadari posisinya serta memperbaiki niatnya, menata dirinya hingga ia berfikir bahwa ia mencintai Aisyah karena Aisyah adalah "jembatan menemukan Allah"

Keinginan Aaryan pindah agama mendapat respon yang kurang baik dari papa mamanya, namun Aryan mampu meyakinkan orang tuanya akan pilihan yang ia ambil, bukan semata-mata karena Aisyah, tapi memang karena dirinya sendiri. Ia pun menyatakan sekiranya papa mama tidak merestuinya pindah agama, maka ibadahnya tidak akan sempurna, karena dalam islam restu Allah adalah restu orang tua, murka Allah pun tergantung murka orang tua, begitu Aryan mengatakan pada papa mama. Lanjut perkataan Aryan "meski nantinya pindah agama, taka akan mengurangi sedikitpun rasa hormat dan sayang Aryan terhadap orang tuanya". Papa mama Aryan pun menangis mendengar, dan langsung memeluk Aryan, hingga akhirnya mengijinkan Aryan pindah agama.

Aryan memutuskan pergi ke Timur Tengah untuh belajar dengan seorang ustadz, dengan meninggalkan selembar surat untuk Aisyah, bahwa ia berterima kasih atas dirinya yang telah menjadi perantara mencintai Allah, serta memintanya untuk menyambut sebagai sahabat tatkala besok ia kembali.

"Menikahi orang yg kita cintai adalah keajaiban, sedangkan mencintai orang yg kita nikahi adalah sebuah kewajiban" kalimat yang dilontarkan Aisyah terhadap dr. Hanan tatkala semakin mendekati hari pernikahan. dr. Hanan semakin lama pun menyadari bahwa Aisyah masih mencintai Aryan dan belum bisa sepenuhnya menerima rencana pernikahan tersebut, dan dr. Hanan pun melepas Aisyah dengan ikhlas karena merasa Aryan lah yang lebih pantas.

Tiba suatu ketika Aryan kembali, semua telah berubah. Karena kesungguhan Aryan dan tekat luar biasa barangkali, Allah akhirnya menghadiahkan Aisyah untuk menjadi takdirnya, meski tadinya harus melalui jalan terjal dan berliku terlebih dahulu. Keduanya bertemu di halaman masjid saat waktu mendekati shalat Dhuhur, Aryan memulai menyapa dengan ucapan salam "Assalamu'alaikum Aisyah", hingga 3x namun Aisyah tidak menjawab (karena mengira Aryan belum sempurna mualaf dan tidak boleh menjawab salam). Lalu Aryan mengatakan bahwa menjawab salam adalah hukumnya wajib barulah Aisyah menjawab dan terheran sembari senang akan Aryan yang sekarang telah memeluk islam.

Aryan mengajak shalat dan said "Ada satu doa yg harus kita aminkan bersama, dengan satu iman."

***

So sweet, ringkasan ini ditulis untuk kalian yang males nonton filmnya yaaa, tapi tetep lebih seru nonton filmnya sih, lebih greget dan lebih baper. Hahaha.. semoga bermanfaat  :)

----

Review :

* Bagus alurnya, tapi mudah ketebak lanjutan dan endingnya

* Endingnya ngambang, tidak terjadi pernikahan antara satu dan lainnya

* Karakter dr. Hanan kurang cocok diperankan oleh Dimas Anggara

* Bentuk film (di WeTV) terlalu bertele-tele, 1 episode dagi jadi 2 bagian, per bagiannya pun hanya 30 menit



Komentar