Boyolali My Destiny #1


Okaaay, Agustus 2014 tak terasa aku udah semester tujuh aja. Ada mata kuliah Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang harus aku tempuh. Latihan ngajar? Yapp, latihan ngajar di sekolah. Penempatan ditentukan oleh pihak kampus, berdasarkan domisili dekat tempat tinggal atau berdasarkan perolehan IPK aku juga ndak tau. Kala itu aku mendapat jatah penempatan di SMA Negeri Gondangrejo, sekolah yang cukup dekat dengan rumahku, kira-kira hanya 10 menit sampai. Mengetahui hal tersebut, orang tuaku senang, karena aku bisa setiap hari pulang tanpa kost. Emmm, tapi rada bimbang juga akunya, karena dengan aku PPL di Gondangrejo pasti kalau mau ketemu sama Mas Alek sulit, atau bahkan ndak bisa. Masak iya tiga bulan LDR.Huft... Aku serahin saja sama Allah.
Menjelang hari H PPL, aku memperoleh informasi dari pihak kampus kalau seluruh mahasiswa yang penempatannya di SMA Negeri Gondangrejo akan dipindah. Sontak aku syokk, waktu udah mepet, tapi aku belum tau mau dipindah PPL kemana. Bingung, cari-cari info di kampus. Hingga pada akhirnya keluar keputusan kalau aku ditempatkan di SMA Negeri 3 Boyolali. Alamaaakk, aku belum tau itu sekolahan lokasinya dimana, hadeuh.. Aku tanya-tanya ke Mas Alek dan Mas Avie soal sekolah tersebut. Mas Alek bilang kalau SMA Negeri 3 Boyolali berada di pusat kota, dekat rumah Mas Avie.Ummmm....
Temanku yang satu penempatan lokasi PPL, namanya Desi Rosita, survey lapangan dengan pacarnya, mencari lokasi sekolah tersebut. Setelah tau lokasi sekolahannya, Desi pun mengajakku untuk kembali kesana sembari menghafal jalan dan mencari kost, karena ndak mungkin akan setiap pagi lajo dari Gemolong-Boyolali. Sempat bingung juga karena salah jalan, tapi pada akhirnya ketemu juga. Aku dan Desi berasa kaya teroris, tengok kanan tengok kiri melihat-lihat rumah yang bertuliskan “terima kost”. Cukup sepi suasananya disana, jarang ada orang yang kita temui, sehingga cukup kesulitan juga untuk menemukan kost-kostan. Seharian muter-muter ndak nemu, hingga akhirnya pulang tanpa membawa hasil.
Beberapa hari kemudian, aku dan Desi kembali ke Boyolali untuk mencari tempat kost, karena sebentar lagi akan tiba bulan ramadhan. Sampai siang belum juga dapet tempat kost. Setelah cukup lelah, kami berdua memutuskan untuk istirahat sebentar di masjid, shalat dhuhur. Barangkali setelah shalat, Allah ngasih petunjuk, jalan dan kemudahan.hehe Usai shalat dan istirahat, kemudian kita berdua melanjutkan perjalanan mencari kitab suci, ehh mencari kost maksudnya. Ketemu, ada kost baru yang menerima penghuni, tapi saking barunya, kost-kostan tersebut baru setengah jadi bangunannya. Cukup nyaman sih, tapi ndak nyaman banget juga, karena deket kebun-kebun gitu, deket bengkel mobil juga yang sering dipake nongkrong orang-orang. Mikir dua kali kalau mau beneran kost disitu, akhirnya kami memutuskan untuk menimbang-nimbang lagi dan meminta nomor hp pemilik kost tersebut, sehingga nantinya kami bisa menghubungi soal jadi atau tidaknya kami kost disitu.
Hari lumayan terik, setelah hengkang dari tempat kost yang pertama, kita kembali berkelana.Haha, ada satu dua orang yang kita temui di jalan, kita tanya dengan orang tersebut mengenai keberadaan tempat kost. Ditunjuklah dua tempat kost, yang satu sederhana namun murah, dan yang satu cukup mewah tapi lumayan mahal. Yapp, keduanya kita datangi. Kost yang sederhana pun ternyata sudah penuh, tidak ada kamar kosong. Kami berdua pun menuju alternatif kedua. Disitu masih tergolong kost baru ternyata, aku dan Desi pun termasuk penghuni kost awal, sehingga kami bisa memilih kamar. Kami berdua memilih kamar paling ujung, yang ada jendela langsung keluar, sehingga cahaya matahari bisa masuk. Aku dan Desi fix, nyaman kost disitu, agar tidak disikat orang, kami pun memberi uang DP pada pemilik kost.
Okee, rada lega udah dapet tempat kost, tinggal mikirin kapan mau gotong-gotong barang pindah kesana. Beberapa hari sebelum hari H aku PPL, aku diantar oleh bapak dan adikku ke kost dengan menggunakan mobil, karena membawa barang-barang yang cukup banyak. Perjalanan dengan mobil memakan waktu lebih dari 1,5 jam. Desi pun juga diantar oleh ayahnya. Setelah memasukkan barang-barang ke dalam kamar, aku kembali pulang. Baru sehari sebelum PPL, aku cuss ke kost dengan Absolud Revoku. Berharap agar bisa istirahat sebentar sebelum besok pagi-pagi harus ke sekolah tempat PPL.
Kost ku ternyata hanya berjarak 1KM dari rumah Mas Avie. Ummmm,, kalau aku bosen, aku bisa main kesana, menyambangi bapak ibu Mas Avie. Curhat ini itu dan apapun.haha Terlebih lagi disana tersedia koneksi internet gratis yang wuss wuss. Jadi kalau butuh materi atau mau download apa bisa langsung kesana. Warnet di Boyolali kota rada jarang, atau emang aku yang ndak tau letaknya dimana kali ya.hihihi
Malam harinya, aku di kost sendirian, aku laper, aku belum tau tempat-tempat yang jualan makanan. Aku pun sms Mas Avie mengajaknya keluar untuk makan. Mas Avie oke okee aja karena dia tau kalau aku yang ngajak berarti aku yang bayar. Hadeuh.hahaha Tapi Mas Avie isengnya nyaris kaya Mas Alek juga. Pas keluar makan bareng aku, dianya apdet status fb yang intinya bilang ke Mas Alek kalau minjem pacarnya dulu, ntar dikembalikan lagi. Hahaha apa-apaan.
Yapp, dengan aku PPL di Boyolali berarti memudahkanku ketemu dengan Mas Alek, meski Mas Alek musti ‘ngalahi’ motoran ke Boyolali kota nyamperi aku. Tapi demi cintaa, apa sih yang ndak.wkwkwk “horooooookkk” Aku selalu yakin, semua udah diatur sama Allah, aku tau Allah punya rencana terbaik atas ini semua.


Komentar