Lomba Drama Audio Modern Tingkat Provinsi Jateng

Artikel kali ini, just share pengalaman saya ikut lomba drama audio modern tingkat provinsi,, bukan sebagai pendamping, namun sebagai peserta, yaa peserta. hehe

Pertama kali 'dijawil' sama guru multitalen SMA N 2 Boyolali (red : smadaboy), yakni Ibu Fitri Ananda (bisa mlipir ke websitenya yaa https://www.fitriananda.com/) "mbak, mau ikut lomba drama audio tidak?" respon pertama saya memang kurang antusias, secara sudah lama banget tidak berkecimpung dengan yang namanya kompetisi.hehe 

Saking hebatnya frau Fitri (sebutannya, karena mengampu bahasa Jerman), akhirnya saya terpengaruh, terlena, dan dengan tanpa sadar mau partisipasi serta semangat. Kala itu frau Fitri sudah menyampaikan kerangka skrip drama beserta tema dan alur garis besarnya, saya pun kemudian kepikiran untuk memberikan judul dan menyelesaikan skrip tersebut hingga siap pakai (meski masih ada beberapa revisi juga). Allah membersamai kita semua, karena ridha-Nya, semua berjalan cukup mulus, termasuk latihan yang hanya 2hari langsung rekaman, diberi kemudahan. MasyaAllah Alhamdulillah...

Apapun kita koordinir n omongin bareng dalam wadah sebuah grub whatsapp, terasa banget prosesnya. Lumayan riweh memang, harus berkali² edit rekaman, mengubah durasi agar hanya 15menit, membuat poster, membuat teaser, daftar ulang, dll. Dengan waktu yang sudah mendekati deadline, serasa harus lari dikejar waktu. Tapi lagi² karena kerennya frau Fitri, beliau yang lebih dominan ambil partisipasi dalam pengurusan tersebut. Otaknya bener² ndak istirahat sepertinya. hehe

19 November 2021, sekitar pukul 03.30 saya bangun tidur, iseng buka instagram, muncul di timeline paling atas dari akun @bptik_dikbud berisi pengumuman finalis 10 besar lomba. Kaget, awalnya nyari nama smadaboy kok tidak ada, aku cari lebih teliti, ternyata nemu,, smadaboy ada, alhamdulillah masuk finalis 10 besar.

Tak henti sampai disitu, keesokkan harinya harus presentasi. Presentasi ke juri? benar, mempresentasikan latar belakang dan gambaran drama audio dengan menghadap juri. Meski secara virtual, ternyata teknisnya bener² seperti penjurian tatap muka. Dilakukan melalui aplikasi zoom, namun ketika giliran kelompok presentasi, akan dimasukkan breakout atau ruangan zoom khusus, dimana dalam breakout tersebut hanya ada peserta yg presentasi dan para juri. 

Deg-degan, khawatir, takut jadi satu. Pas masuk breakout, juri yg dibayangkan bakal nanya² dengan muka garang, ternyata di luar ekspetasi. Ramah, renyah, enjoy, santai (meski gugup juga sayanya). Pas presentasi selesai, juri memaparkan pendapat n pertanyaan dengan ramah, jadi gugupnya berubah jadi seneng. Para juri mayan antusias n apresiasi sama drama audionya, meski ada beberapa koreksi juga. Tapi its oke, proses, dan pengalaman perdana. 

Masih lanjut penjurian buat nentuin juara 1,2,3, moga lolos aamiin hehe

 

Komentar